Scroll untuk baca artikel
NASIONAL

Kemendikdasmen dan Flinders University Gelar Simposium “Indonesia’s Future: A Multi-Disciplinary Approach” untuk Tingkatkan Kualitas Pendidikan

×

Kemendikdasmen dan Flinders University Gelar Simposium “Indonesia’s Future: A Multi-Disciplinary Approach” untuk Tingkatkan Kualitas Pendidikan

Sebarkan artikel ini

KABAMINANG.com, Jakarta  – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) bekerja sama dengan Flinders University Australia menyelenggarakan simposium bertajuk “Indonesia’s Future: A Multi-Disciplinary Approach” di Graha Utama, Kantor Kemendikdasmen, Jakarta, pada Rabu (2/7).

Acara ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat kolaborasi lintas sektoral untuk memajukan pendidikan di Indonesia melalui pengajaran, pelatihan, dan penelitian.

Simposium ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting sebagai pembicara utama, yaitu Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB) Rini Widyantini, serta Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian. Kehadiran para pemangku kebijakan ini menegaskan komitmen pemerintah untuk memperbaiki sistem pendidikan nasional melalui sinergi dengan mitra internasional.

Dalam sambutannya, Menteri Abdul Mu’ti menekankan pentingnya pendidikan sebagai fondasi utama kemajuan bangsa.

“Jika kita ingin membangun negara yang hebat, dimulai dengan membangun pendidikannya, dan juga diperlukan guru yang hebat,” ujarnya. Ia menyoroti kerja sama dengan Flinders University yang berfokus pada pelatihan guru dan narasumber pendidikan, khususnya dalam pendekatan “deep learning”.

“Kami telah menjalin kerja sama dengan Flinders University untuk memberikan pelatihan *deep learning* dan observasi guna mendalami materi tersebut,” tambahnya.

“Deep learning” dalam konteks ini merujuk pada metode pembelajaran yang menekankan pemahaman mendalam, berpikir kritis, dan kolaborasi, bukan hanya menghafal materi.

Menteri Mu’ti juga mengungkapkan tantangan pendidikan di Indonesia, terutama pasca pandemi Covid-19, yang menyebabkan peralihan dari pembelajaran tatap muka ke daring.

Ia merujuk laporan UNESCO yang menyebut fenomena schooling without learning, di mana siswa bersekolah namun tidak memperoleh pembelajaran bermakna.

Untuk mengatasi hal ini, Kemendikdasmen berkomitmen meningkatkan kualitas pengajar melalui pelatihan dan beasiswa hingga jenjang Strata 1, sembari memanfaatkan teknologi dan kecerdasan buatan sebagai alat bantu, bukan pengganti guru.

Sementara itu, President dan Vice-Chancellor Flinders University, Prof. Colin Stirling, menyampaikan apresiasinya atas kerja sama dengan Kemendikdasmen.

“Kami sangat bangga atas peluang kolaborasi dengan Indonesia. Forum ini tidak hanya menjadi ajang bertemu alumni Flinders University, tetapi juga membuka ruang diskusi tentang kebijakan pendidikan dan implementasinya untuk masa depan,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa kolaborasi ini diharapkan dapat memperluas akses pendidikan dan mempererat hubungan antara Indonesia dan Australia.

Simposium ini juga membahas reformasi birokrasi dan administrasi serta desain koordinasi kebijakan untuk mendukung pembangunan pendidikan Indonesia.

Menko PMK Pratikno menyoroti pentingnya sinergi antar-kementerian untuk menciptakan kebijakan yang terintegrasi. Sementara itu, Menteri PAN RB Rini Widyantini menekankan perlunya birokrasi yang transparan, efisien, dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) untuk mendukung implementasi kebijakan pendidikan yang efektif.

Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, turut menegaskan bahwa pendidikan harus menjadi alat mobilitas sosial. Ia juga mendorong agar simposium serupa dapat diadakan secara berkala, termasuk di Australia, untuk memperkuat pertukaran pengetahuan dan kolaborasi lintas negara.

Acara ini menjadi momen refleksi bagi para pemangku kebijakan, pendidik, dan pemangku kepentingan lainnya untuk merancang ekosistem pendidikan yang adaptif terhadap tantangan global, seperti transformasi digital dan kebutuhan pasar kerja di era Industri 4.0.

Kolaborasi dengan Flinders University diharapkan dapat menghasilkan inovasi dalam metode pengajaran, pengembangan kurikulum, dan peningkatan kompetensi guru, sekaligus mendukung visi Indonesia untuk memiliki sistem pendidikan yang inklusif dan berkualitas.

(KBM)