Scroll untuk baca artikel

BERITATerkini

Haru dan Nasehat Bermakna Warnai Perpisahan Kelas 12 Ponpes Darussalam Aur Duri

×

Haru dan Nasehat Bermakna Warnai Perpisahan Kelas 12 Ponpes Darussalam Aur Duri

Sebarkan artikel ini

KABAMINANG.com, Sumani, 14 Mei 2025 — Suasana haru bercampur gembira menyelimuti gedung Pondok Pesantren Darussalam Aur Duri, Sumani, Kabupaten Solok, saat acara perpisahan santri kelas 12 pada Kamis (14/5). Di tengah kemeriahan acara, sebuah percakapan menyentuh terjadi antara seorang santri dan Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Solok, H. Zulkifli, yang akrab disapa Ustadz Zul.

Dalam momen tersebut, seorang santri menyampaikan kegundahannya, “Aku bimbang dan ragu melangkah lebih jauh. Aku takut. Malu dan tidak percaya diri,” ungkapnya lirih, mencerminkan pergolakan batin yang tengah ia hadapi menjelang masa depan.

Mendengar keluhan itu, Ustadz Zul dengan bijak menanggapi, “Lima za ya, Ananda?” tanyanya, mencoba menggugah semangat sang santri. Namun, sang santri hanya terdiam, seakan sedang bertarung dengan perasaan sendiri.

Dengan lembut dan penuh kebijaksanaan, Ustadz Zul menyampaikan nasehat yang menggugah, “Wahai Ananda, tidak perlu cemas dan galau. Kita punya tiga patah kata yang tidak boleh hilang dalam diri kita.”

Santri itu menatap penuh tanya dan bertanya pelan, “Apa itu, Ustadz?”

Sambil tersenyum, Ustadz Zul menjawab dengan penuh keyakinan, “Aku punya Allah.”

Beliau lalu menjelaskan makna di balik kata-kata tersebut. “Allah tempat meminta, Allah tempat mengadu, Allah tempat bersandar, dan kepada-Nya kita berserah diri. Insya Allah, Dia akan memberikan jalan terbaik untuk Ananda.”

Beliau pun menutup nasehatnya dengan kalimat yang menenangkan hati, “Dekatkan diri pada-Nya dengan berdoa, berdzikir, beribadah, dan iringi dengan ikhtiar yang sungguh-sungguh. Karena Allah berfirman: ‘Jangan takut, jangan gentar, Allah bersama-mu.’”

Tersentuh oleh nasehat tersebut, sang santri pun tersenyum dan berkata dengan semangat baru, “Terima kasih Ustadz. Ilmu ini membangkitkan aku. Aku akan bangkit dan berjuang untuk masa depan yang lebih cerah. Goodbye, sikap keragu-raguanku.”

Momen ini menjadi pengingat mendalam bahwa di balik setiap kegundahan, ada cahaya petunjuk dari Sang Maha Penolong. Sebuah perpisahan yang bukan hanya mengantarkan santri ke gerbang kehidupan baru, tetapi juga menanamkan nilai spiritual yang mendalam sebagai bekal perjalanan mereka.

(MB)