Jawa Timur – KABAMINANG.com, Gunung Semeru, gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa, kembali menunjukkan taringnya hari ini dengan erupsi yang menyemburkan awan panas hingga mencapai Jembatan Gladak Perak di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Kejadian ini terjadi di tengah status waspada level II yang telah diberlakukan sejak beberapa waktu lalu, memicu kekhawatiran warga setempat dan mengganggu lalu lintas vital antarwilayah. Video viral yang beredar menangkap detik-detik dramatis awan panas meluncur deras dari lereng gunung, meninggalkan jejak abu tebal yang menyelimuti infrastruktur penting.
Kronologi Erupsi, Dari Lereng Gunung hingga Jembatan Gladak Perak
Erupsi pertama tercatat sekitar pukul 14.30 WIB, di mana kolom abu vulkanik setinggi ratusan meter menyembur ke udara, diikuti oleh aliran awan panas yang berkecepatan tinggi.
Awan panas ini, yang terdiri dari material panas seperti batu pijar dan gas beracun, meluncur sepanjang lereng selatan gunung menuju daerah aliran lahar (DAL) Semeru. Tak sampai satu jam, fenomena ini telah mencapai Jembatan Gladak Perak, yang terletak di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang.
Jembatan Gladak Perak bukan sekadar infrastruktur biasa. Sebagai jalur penghubung utama antara Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, jembatan ini melintasi sungai yang sering menjadi saluran lahar pasca erupsi.
Lokasinya tepat di atas zona bahaya DAL Semeru membuatnya rentan terhadap aliran material vulkanik. Video amatir yang viral, yang diunggah oleh warga setempat dan direkam menggunakan ponsel, menampilkan pemandangan mencekam, awan panas bergulung-gulung seperti kabut hitam pekat, disertai suara gemuruh dan teriakan warga yang panik.
Dalam rekaman berdurasi sekitar 30 detik tersebut, terdengar suara warga berteriak,
“Perak, Lur! Yang di bawah hati-hati! Minggir, minggir, minggir!” dan “Mundur mundur mundur mundur mundur!”
Saat awan panas mendekat, kabut tebal menyelimuti jembatan, membuat visibilitas nol. Seorang warga yang direkam berkata,
“Cuma asap doang, tapi panasnya luar biasa. Cepat minggir!” Rekaman berakhir dengan doa, “Semoga selamat, Lur.
Read More:
- 1 Netflix Resmi Masuk Bursa Penawar Hak Siar Liga Champions Mulai 2027, Era Baru Penyiaran Sepak Bola Eropa
- 2 Desa Supiturang Porak Poranda Pasca Letusan Dahsyat Gunung Semeru, Warga Pulang ke Rumah Hancur, 956 Orang Masih Mengungsi
- 3 Kunjungan Kenegaraan Raja Yordania ke Jakarta Abdullah II ibn Al Hussein dan Presiden Prabowo Subianto Sepakati Kerja Sama Strategis
KABAMINANG
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengonfirmasi bahwa erupsi ini bersifat freatik-magmatik, di mana interaksi air tanah dengan magma memicu ledakan.
Ketinggian kolom abu mencapai 1.000-1.500 meter di atas puncak, dan aliran awan panas berjarak hingga 4-5 kilometer dari kawah Jonggrang. Hingga pukul 17.00 WIB, getaran seismik masih terdeteksi, meskipun intensitasnya mulai menurun.
Dampak Langsung, Lalu Lintas Terhenti, Warga Dievakuasi
Dampak erupsi ini langsung terasa di wilayah sekitar. Jembatan Gladak Perak, yang biasanya ramai oleh kendaraan pengangkut hasil pertanian dan wisatawan, kini tertutup total oleh lapisan abu vulkanik setebal 5-10 sentimeter.
Petugas kepolisian dan Satpol PP setempat memasang barikade darurat, dengan imbauan tegas,
“Hentikan lalu lintas sementara, jangan memasuki area. Abu tebal hingga tak terlihat apa-apa.”
Akibatnya, ratusan warga dan pelaku usaha terpaksa mencari rute alternatif melalui jalur pegunungan yang lebih panjang, berpotensi menimbulkan kemacetan hingga ke wilayah Malang.
Evakuasi darurat dilakukan di tiga desa terdekat, Sumberwuluh, Pronojiwo, dan Supit. Sekitar 200 jiwa, termasuk lansia dan anak-anak, dipindahkan ke posko pengungsian di SDN Sumberwuluh.
“Kami takut lahar dingin menyusul, apalagi hujan deras diprediksi malam ini,” ujar Siti Nurhaliza (45), seorang ibu rumah tangga yang kehilangan ternaknya akibat abu panas.
(KBM)








