Dharmasraya, KABAMINANG.com – Dharmasraya kembali dihadapkan pada persoalan serius dalam dunia kesehatan. Sulitnya ketersediaan dokter spesialis, terutama dokter jantung dan urologi, membuat pelayanan kesehatan masyarakat semakin terancam.
Kondisi ini terungkap dalam pertemuan pada Senin, 17/11/2025, di ruang kerja Ka TU RSUD Sungai Dareh, Wilna
Kabar memprihatinkan muncul setelah dokter Rico, satu-satunya dokter jantung aktif di Dharmasraya, dipastikan tidak lagi bertugas mulai Desember 2025. Selama ini, keberadaan dr. Rico menjadi tumpuan bagi ratusan pasien jantung yang datang setiap minggu.
“Untuk sementara, posisinya digantikan oleh dr. Novia. Dokter Novia dijadwalkan hadir dua kali seminggu, yakni pada hari Senin dan Selasa,” ucapnya.
Namun masalah baru muncul, setelah visa dokter Novia keluar, Dharmasraya kembali akan kehilangan dokter spesialis jantung sama sekali. Kondisi ini membuat masyarakat berada dalam situasi yang sangat mengkhawatirkan, mengingat penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi.
“Dalam waktu dekat, dr. Novia akan menjalankan pendidikan selama kurang lebih satu tahun,” jelasnya.
Dikatakannya, tanpa dokter spesialis jantung, pasien akan dihadapkan pada dua pilihan, dirujuk ke luar daerah atau ditangani oleh dokter penyakit dalam (konsultan) yang memiliki kompetensi dasar terkait kasus kardiologi, namun tetap tidak seoptimal penanganan oleh spesialis jantung. Pilihan ini tentu tidak ideal, terutama untuk kasus-kasus akut.
“Untuk sementara waktu, nantinya pasien jantung akan ditangani oleh dokter penyakit dalam,” katanya.
Read More:
KABAMINANG
Disebutkannya, saat ini terdapat kurang lebih 300 pasien jantung yang ditangani di RSUD Dharmasraya, dengan jadwal pelayanan pada hari Jumat dan Sabtu.
Bukan hanya itu, RSUD juga mengalami kesulitan dokter spesialis urologi, yang saat ini hanya tersedia dengan layanan satu kali seminggu di RSUD Sungai Dareh, yaitu setiap hari Sabtu.
“Jumlah spesialis urologi memang sangat terbatas di Sumbar, jadi bisa bekerja sama satu kali seminggu saja sudah cukup luar biasa. Namun melihat jumlah pasien, kondisi ini tetap sangat jauh dari ideal,” ujarnya.
Menurutnya, salah satu upaya untuk menutupi keterbatasan SDM adalah dengan mendorong putra daerah Dharmasraya untuk mengambil pendidikan spesialis jantung dan urologi.
“Selain itu, kami juga merekomendasikan dua orang untuk mengikuti pendidikan spesialis urologi, sambil terus mencari dokter reveral atau dokter yang memiliki waktu untuk bekerja sama dengan RSUD Sungai Dareh,” lanjutnya.
Ia menegaskan bahwa RSUD Sungai Dareh terus berkomitmen meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat, baik melalui pemenuhan peralatan medis maupun peningkatan SDM kesehatan.
“RSUD Sungai Dareh sangat berharap adanya masukan dan saran terkait pelayanan yang kami berikan. Kami juga terbuka terhadap kritik dari pasien maupun masyarakat,” ungkapnya.
(NT)








