Scroll untuk baca artikel
BERITATerkini

Sentra IKM Logam Dharmasraya: Rp50 Miliar Jadi Monumen Mangkrak, Bukan Pusat Ekonomi

×

Sentra IKM Logam Dharmasraya: Rp50 Miliar Jadi Monumen Mangkrak, Bukan Pusat Ekonomi

Sebarkan artikel ini

KABAMINANG.com, ‎Dharmasraya – Aset besar kadang memang tidak selalu berarti manfaat besar. Begitulah potret terkini Sentra IKM Logam di Nagari Gunung Medan, Kecamatan Sitiung Dharmasraya. Dibangun megah pada 2018, fasilitas itu kini lebih layak disebut museum ketimbang pusat industri. Ironis, karena gedung yang seharusnya berdetak dengan aktivitas produksi justru berdiri kaku tanpa denyut.

‎Padahal, pembangunan sentra tersebut bukan perkara kecil. Kurang lebih Rp50 miliar uang rakyat dihabiskan untuk menghadirkan “kebanggaan” daerah itu. Namun setelah bertahun tahun, yang tersisa hanya bangunan sunyi dan alat alat produksi yang lebih sering berdebu daripada dipakai. Seolah rakyat hanya diajak menonton film klasik berjudul janji yang tak kunjung ditepati.

‎Kondisi ini tentu menimbulkan tanda tanya besar. Untuk apa dana sebesar itu jika ujung ujungnya hanya melahirkan gedung kosong Jika memang diniatkan menjadi monumen, bukankah lebih murah jika cukup dengan tugu kecil saja.  Namun rupanya, pemerintah daerah lebih gemar membangun “tugu mahal” yang sunyi, dengan label Sentra IKM Logam.

‎“Daerah dalam setiap kucurkan dana dari APBD sebesar Rp.200juta untuk kelanjutan IKM tersebut ” Kepala Dinas Komperdag, Ronie Puska,  (27/08/2025).

Ia tak menapik, bahwa dari IKM tersebut, hingga saat ini baru mampu menyumbangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp.10 pertahun.

“PAD dari IKM ini, baru berjalan pada tahun 2024 lalu, dan saat masih dalan proses berjalan ” ucapnya.

‎ia menjelaskan, bahwa saat ini ada dua kios yang beroperasi. Satu untuk mesin bubut, satu lagi untuk pembuatan terali. Dimana, lanjut Ronie, mesin bubut merupakan milik pribadi.

“Kita pemerintah daerah hanya menerima uang kontrak kios, dan masih ada 11 kios lagi yang masih belum beroperasi,” jelasnya.

‎Jika ditilik dari tujuan awal, sentra ini seharusnya menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru, wadah bagi pelaku IKM logam lokal, sekaligus lapangan kerja. Tapi yang terlihat, justru sebaliknya. Bangunan ada, tapi manfaat hilang. Seolah yang lebih sibuk hanyalah angka angka di atas kertas, bukan aktivitas nyata di lapangan.

‎Masyarakat pun bertanya, apakah pemerintah serius ingin menyelamatkan sentra ini  Atau cukup puas membiarkannya menjadi “spot wisata baru”museum proyek mangkrak di tengah kabupaten  Jika benar demikian, setidaknya pemerintah bisa memasang papan nama besar Monumen Kegagalan Sentra IKM Logam Dharmasraya.

‎Sindiran ini tentu bukan tanpa alasan. Dengan kondisi minim aktivitas, anggaran yang terus dikucurkan setiap tahun hanya akan menjadi beban. Dana yang seharusnya bisa dialokasikan untuk program rakyat lain, justru tersedot untuk menopang bangunan yang hidup segan, mati tak mau.

‎Kini, arah ke depan Sentra IKM Logam masih menjadi misteri. Apakah ada upaya serius untuk menghidupkannya kembali dengan strategi baru  Ataukah hanya sekadar menunggu waktu hingga masyarakat lupa dan proyek ini benar benar menjadi peninggalan tanpa makna

‎Yang jelas, publik berhak mendapatkan jawaban. Karena Rp50 miliar plus anggaran rutin bukan jumlah kecil. Jangan sampai Sentra IKM Logam terus menjadi contoh klasik bagaimana uang rakyat bisa hilang sia sia di balik dinding dinding kosong yang tak pernah berfungsi sebagaimana mestinya.

‎(NT)