KABAMINANG.com, Red Bull Ring, Spielberg – MotoGp, Sprint, Marc Márquez benar-benar tak terbendung di Sprint Race MotoGP Austria 2025 yang digelar di Red Bull Ring, Sabtu (16/8/2025).
Rider Ducati Lenovo itu kembali menunjukkan kelasnya dengan meraih kemenangan ke-12 dari 13 sprint musim ini, meskipun harus start dari baris kedua dan menghadapi persaingan ketat dengan adiknya sendiri, Alex Márquez, serta Pedro Acosta yang tampil impresif bersama KTM.
Balapan dimulai dengan tensi tinggi, di mana Francesco Bagnaia dan Fermin Aldeguer harus tersingkir lebih awal setelah tergelincir, sementara Marco Bezzecchi yang mengawali lomba dari pole position gagal mempertahankan ritme dan justru tercecer ke belakang.
Situasi ini membuat duel utama tersisa antara Marc, Alex, dan Acosta, dengan publik Austria bersorak menyaksikan tiga rider berbeda tim saling adu strategi di lintasan lurus Red Bull Ring yang terkenal sulit ditaklukkan.
Marc sendiri mengakui bahwa Sprint di Austria bukanlah hal mudah, bahkan disebutnya sebagai salah satu balapan paling gila musim ini.
“Balapan ini gila, start dari baris kedua selalu berisiko, apalagi Red Bull Ring sulit ditaklukkan. Tapi begitu ritme ketemu, aku tahu bisa maju, dan menyalip Alex di akhir itu momen penting. Senang rasanya bisa terus menang, tapi aku harus tetap fokus sampai akhir musim,” ucap Marc penuh percaya diri setelah memastikan kemenangan.
Sementara itu, Alex Márquez yang sempat memimpin balapan sebelum disalip kakaknya di lap-lap terakhir tak bisa menyembunyikan rasa campur aduk.
Alex menegaskan sudah memberikan segalanya, namun tetap kalah cepat dalam momen krusial.
Read More:
- 1 Mbappé Beraksi, Real Madrid Gasak WSG Tirol 4-0 di Laga Pra-Musim Austria
- 2 Cambiaso Borong Dua Gol, Juventus Tumbangkan Dortmund 2-1 di Signal Iduna Park
- 3 Remontada Epik! PSG Bekuk Tottenham Lewat Drama Adu Penalti, Raih Super Cup Pertama
“Aku sudah kasih segalanya, tapi Marc memang lebih cepat di detik yang menentukan. Rasanya pahit karena sempat memimpin, tapi jujur aku bangga bisa fight dengannya di depan fans Austria,” ungkap Alex, yang tetap tersenyum walau harus puas dengan posisi runner-up.
Di sisi lain, Pedro Acosta berhasil mengamankan podium ketiga dan menunjukkan perkembangan signifikan motor KTM setelah beberapa seri terakhir sempat kesulitan. Acosta mengaku podium ini terasa penting, meski ia sadar level Marc masih sulit dijangkau.
“Marc di level lain, susah banget ngejar. Tapi aku senang dengan progres KTM, motornya jauh lebih baik dibanding beberapa seri sebelumnya, dan podium ini bikin motivasi tim makin tinggi,” ujar Acosta.
Hasil sprint di Austria semakin memperlebar jarak Marc di puncak klasemen sementara. Dengan total 393 poin, rider asal Spanyol itu unggul 123 poin dari adiknya, Alex Márquez, yang berada di posisi kedua dengan 270 poin.
Sementara Francesco Bagnaia yang gagal finis tetap bertahan di urutan ketiga dengan 213 poin, hanya unggul tipis atas Acosta di peringkat keempat dengan 199 poin. Marco Bezzecchi yang terus berjuang di papan atas menutup posisi lima besar dengan 175 poin.
Dominasi Marc musim ini semakin nyata dan hampir mustahil dikejar, kecuali terjadi kejutan besar di sisa seri. Namun begitu, perebutan posisi kedua hingga kelima tetap menjanjikan persaingan seru, dengan Alex, Bagnaia, Acosta, dan Bezzecchi masih sama-sama berpeluang menutup musim dengan status runner-up.
Austria membuktikan bahwa meski Marc berada di level berbeda, bayangan rivalitas saudara Márquez dan munculnya Acosta sebagai ancaman masa depan MotoGP akan terus menghidupkan persaingan di lintasan.
(java)