KABAMINANG.com, Kabupaten Solok – Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Solok menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Life Skill bagi masyarakat yang tinggal di kawasan rawan narkoba. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, mulai 11 hingga 13 Agustus 2025, bertempat di Cafe Dama Resto Kinari, dan diikuti oleh 30 peserta yang berasal dari Nagari Koto Laweh dan Koto Gadang Koto Anau, Kecamatan Lembang Jaya.
Bimtek ini mengusung tema “Pengembangan Kapasitas Masyarakat di Kawasan Rawan Gelap Narkoba” dan dibuka secara resmi oleh Kepala BNN Kabupaten Solok, M. Agus Wijanarko. Peserta mendapatkan pelatihan keterampilan membatik dan membuat keripik talas, dengan menghadirkan narasumber langsung dari Batik Canting Buana, Kota Padang Panjang.
Dalam sambutannya, M. Agus Wijanarko menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat istimewa karena Kabupaten Solok menjadi satu-satunya daerah di Sumatera Barat yang memperoleh program serupa dari pemerintah pusat, bersama 60 daerah lain di Indonesia.
“Peserta hari ini adalah orang-orang yang beruntung karena mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat. Melalui Bimtek ini, kami berharap masyarakat mampu menciptakan lapangan kerja baru yang dapat meningkatkan perekonomian, sekaligus menjadi benteng pencegahan peredaran dan penyalahgunaan narkoba di lingkungan masing-masing,” ujarnya.
Ia menambahkan, pemilihan Nagari Koto Gadang Koto Anau dan Nagari Koto Laweh sebagai lokasi sasaran bukan tanpa alasan. Kedua nagari tersebut masuk dalam kategori sangat rawan narkoba sehingga pemberdayaan masyarakat melalui keterampilan diharapkan mampu menjadi strategi efektif untuk menekan peredaran barang haram itu.
Read More:
- 1 Polres Solok Grebek Tambang Ilegal di Kecamatan Tigo Lurah
- 2 Koperasi Merah Putih Sungai Duo: Memperkuat Ekonomi Masyarakat di Tengah Kendala Permodalan
- 3 Dinas Kebudayaan Sumbar Gelar Pembinaan Seni Tradisi di Kabupaten Solok
Koordinator Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNN Kabupaten Solok, David Sihotang, mengungkapkan bahwa Kabupaten Solok termasuk daerah “garis merah” dalam peta peredaran narkoba di Sumatera Barat. Dari total 74 nagari di wilayah ini, sebanyak 28 nagari masuk kategori rawan.
“Angka ini menunjukkan perlunya kerja sama semua pihak untuk memutus mata rantai peredaran narkoba. Pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah salah satu upaya strategis yang kami dorong,” jelasnya.
Salah seorang peserta menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan ini. Ia berharap keterampilan yang diperoleh dapat menjadi modal untuk memulai usaha, sekaligus mendukung peningkatan ekonomi keluarga dan masyarakat sekitar.
Dengan adanya program seperti ini, BNN Kabupaten Solok optimistis masyarakat di daerah rawan narkoba akan memiliki pilihan kegiatan positif yang mampu mengalihkan mereka dari bahaya penyalahgunaan narkotika, sekaligus membangun kemandirian ekonomi berbasis potensi lokal.
(RA)