Oleh : Syaiful Rajo Bungsu
KABAMINANG.com – Kerusakan jalan lama Air Dingin di Kabupaten Solok menjadi salah satu masalah mendesak yang memerlukan perhatian serius. Jalan yang semula menjadi akses vital bagi masyarakat dan logistik ini, kini mengalami kerusakan parah. Banyak yang menuding aktivitas tambang sebagai penyebab utama, namun sesungguhnya terdapat faktor alam yang tak kalah penting, jalur jalan lama ini melintasi Patahan Semangka, salah satu sesar aktif yang membuat kontur tanah sangat labil dan rawan longsor. Dengan kondisi topografi dan geologi seperti ini, perbaikan tanpa penataan ulang trase hanya akan menjadi solusi sementara.
Bagi pemerintah daerah, masalah ini semakin kompleks karena terbatasnya anggaran untuk perbaikan permanen. Namun, di balik tantangan besar ini, ada peluang ekonomi yang dapat dioptimalkan jika penanganan masalah ini dilakukan dengan cerdas dan kolaboratif.
Pemindahan Trase Jalan: Sebuah Langkah Berani dan Strategis
Pada tangal 3 Mei 2025, pemerintah pusat, melalui kunjungan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), telah meninjau langsung kondisi jalan lama Air Dingin. Menteri PUPR bersama Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi, menyampaikan urgensi pemindahan trase jalan nasional ke jalur yang lebih stabil dan aman. Kabar baiknya, pembangunan trase baru ini dibiayai sepenuhnya oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sebuah bentuk komitmen nyata pemerintah pusat untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di Sumatera Barat.
Anggota DPR RI, Andre Rosiade, yang turut mendampingi kunjungan tersebut, menegaskan dukungannya terhadap proyek ini sebagai bagian dari solusi jangka panjang yang tidak hanya menjawab masalah teknis, tetapi juga membuka akses ekonomi baru bagi masyarakat. Pemindahan trase ini akan memecah isolasi, memperlancar distribusi barang, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah terdampak.
Tanggapan Bupati Solok: Optimisme dan Kolaborasi
Bupati Solok, Jon Firman Pandu, menyambut positif perhatian serius pemerintah pusat terhadap pembangunan jalan nasional di wilayahnya. Dalam pernyataannya, Bupati menegaskan bahwa:
> “Kami mengapresiasi dan menyampaikan terima kasih kepada Menteri PUPR dan Bapak Andre Rosiade atas perhatian besar mereka terhadap kondisi infrastruktur di Kabupaten Solok. Kami tentu mendukung penuh proyek trase baru ini. Untuk jalan lama, kami akan mengupayakan langkah-langkah pemeliharaan dengan pendekatan kolaboratif, termasuk potensi hibah aset, swadaya masyarakat, dan CSR perusahaan tambang. Jalan lama tetap penting bagi warga sekitar, dan kami tidak akan membiarkannya terlantar begitu saja.”
Pernyataan tersebut menjadi bukti bahwa Pemerintah Kabupaten Solok tidak tinggal diam, melainkan merespons dengan solusi realistis dan progresif.
Skema Hibah Aset Bertahap: Solusi Finansial yang Efektif untuk Jalan Lama
Read More:
- 1 Kecelakaan Tunggal Rombongan Pejabat Dharmasraya Jelang Rapat RPJMD Sumatera Barat 2025–2029
- 2 Siswa SMPN 3 Payung Sekaki, Muhammad Arifin, Lolos Finalis OSN Matematika Tingkat Provinsi Sumatera Barat 2025
- 3 Marc Marquez Dominasi MotoGP Jerman 2025, Alex Marquez dan Bagnaia Lengkapi Podium
Meski trase baru dibangun oleh pusat, jalan lama tetap menjadi tanggung jawab penting, terutama karena masih digunakan sebagian masyarakat lokal dan mengakses beberapa kawasan pemukiman. Karena keterbatasan fiskal daerah, solusi yang dapat ditempuh adalah skema hibah aset bertahap dari pemerintah pusat ke daerah. Ini memungkinkan pemerintah propinsi dan kabupaten mengelola jalan lama sesuai dengan kapasitas dan prioritas anggaran daerah.
Melalui pendekatan bertahap ini, pemerintah daerah dapat melakukan perbaikan ringan, mitigasi bencana kecil, atau bahkan menjadikan jalur lama sebagai akses alternatif jika dibutuhkan pada kondisi darurat.
Peran Dana Desa dan Nagari: Gotong Royong dalam Pemeliharaan Jalan
Penguatan peran masyarakat dalam pemeliharaan jalan lama juga sangat penting. Pemanfaatan Dana Desa dan program swakelola nagari memungkinkan keterlibatan langsung warga dalam memperbaiki dan menjaga akses jalan di wilayah mereka. Selain menghemat biaya, pendekatan ini juga mendorong rasa kepemilikan terhadap infrastruktur dan memperkuat solidaritas sosial di tingkat nagari.
CSR Perusahaan: Wujud Tanggung Jawab Sosial Tambang
Tak bisa dipungkiri, sebagian kerusakan jalan lama juga diperparah oleh aktivitas tambang yang melewati jalur tersebut. Oleh karena itu, sudah sepatutnya perusahaan-perusahaan tambang yang beroperasi di kawasan ini berkontribusi melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Bantuan bisa berupa material jalan, tenaga teknis, maupun alat berat untuk memperkuat bagian jalan yang masih digunakan warga. Ini adalah bentuk tanggung jawab sosial yang konkret sekaligus langkah menjaga hubungan baik antara perusahaan dan masyarakat lokal.
Jalan Lama Sebagai Aset Wisata dan Ekonomi Alternatif
Alih-alih ditinggalkan, jalan lama Air Dingin bisa dikembangkan menjadi jalur wisata alam yang mendukung pengembangan ekonomi lokal. Dengan keindahan lanskap dan tantangan topografi khas kawasan patahan, jalur ini cocok dijadikan trek sepeda gunung, jalur hiking, atau bahkan rute off-road bagi wisatawan minat khusus. Potensi ini bisa mendorong tumbuhnya ekonomi berbasis pariwisata di sekitar jalan lama.
Kesimpulan: Dari Titik Lemah Menuju Titik Tumbuh
Jalan lama Air Dingin bukan sekadar infrastruktur yang rusak, ia adalah cermin tantangan dan peluang Kabupaten Solok. Keputusan strategis pemerintah pusat untuk memindahkan trase dan membiayainya melalui APBN adalah langkah maju yang patut diapresiasi. Namun, tugas belum selesai. Pemerintah daerah, masyarakat nagari, sektor swasta, dan tokoh-tokoh politik lokal harus bersinergi untuk menjadikan jalan lama sebagai aset, bukan beban.
“Dengan kolaborasi dan inovasi dalam pendanaan dan pengelolaan, jalan lama bisa disulap menjadi jalur ekonomi baru, ruang pariwisata, dan simbol kebangkitan wilayah. Ini bukan hanya soal aspal dan beton, tapi tentang masa depan Kabupaten Solok yang lebih kuat, tangguh, dan berdaya saing”.