Scroll untuk baca artikel

POJOK OPINI

Pasca Pilkada Solok: Antara Harapan dan Tantangan Reformasi Birokrasi

×

Pasca Pilkada Solok: Antara Harapan dan Tantangan Reformasi Birokrasi

Sebarkan artikel ini

Kabaminang.comKemenangan pasangan Jon Firman Pandu dan Chandra dalam Pilkada Kabupaten Solok dengan perolehan suara yang mencatatkan sejarah baru membawa secercah harapan sekaligus tantangan besar.

Di balik euphoria kemenangan, terdapat pekerjaan rumah yang tidak ringan untuk menghadirkan perubahan yang dijanjikan, terutama dalam reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan yang lebih baik.

1. Siklus Berulang dalam Pilkada

Anda menyoroti bagaimana setiap Pilkada selalu diwarnai oleh dugaan keterlibatan ASN, distribusi program pemerintah yang sarat kepentingan, dan politik timbal balik antara kepala daerah dan birokrasi. Ini memang sudah menjadi rahasia umum, di mana ASN kerap menjadi alat politik karena posisi mereka yang strategis dalam pemerintahan.

2. Tantangan bagi Kepala Daerah yang Baru Dilantik

Pasangan Jon Firman Pandu dan Chandra meraih kemenangan dengan angka bersejarah. Ini bisa menjadi indikasi kepercayaan masyarakat, tetapi juga membawa tanggung jawab besar. Mereka perlu membuktikan bahwa kemenangan ini bukan sekadar hasil dari ketidakpuasan terhadap kepemimpinan sebelumnya, tetapi karena adanya harapan baru yang benar-benar ingin diwujudkan.

3. Peran ASN dan Reformasi Birokrasi

Kepala daerah harus bisa membangun birokrasi yang profesional dan netral, bukan yang sekadar mencari aman atau mendukung kepentingan politik tertentu. ASN yang “Berpenyakit Stadium Empat” seperti yang Anda sebut, perlu dibina agar kembali ke jalur yang benar. Pembenahan birokrasi harus dilakukan dengan pendekatan meritokrasi, bukan balas jasa politik.

4. Tim Sukses: Pengawal atau Beban?

Sering kali setelah Pilkada, tim sukses merasa berhak mendapat imbalan dalam bentuk jabatan atau proyek. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi kepala daerah. Jika tidak diatur dengan baik, justru tim sukses bisa menjadi beban yang menghambat jalannya pemerintahan. Mereka harus berperan sebagai mitra kritis, bukan sekadar penuntut.

5. Harapan ke Depan: Mengawal dengan Kritis, Bukan Menekan

Pemerintahan yang baru harus terbuka terhadap kritik yang konstruktif. Budaya “Asal Bapak Senang” harus dihilangkan, dan pengambilan keputusan harus berbasis data dan kebutuhan masyarakat, bukan tekanan politik. Reformasi birokrasi dan pengelolaan sumber daya manusia menjadi kunci keberhasilan pemerintahan ini.

Opini ini menjadi catatan penting agar Pilkada tidak hanya menjadi ajang perebutan kekuasaan, tetapi juga momentum perubahan menuju pemerintahan yang lebih baik. Semoga Kabupaten Solok di bawah kepemimpinan Jon Firman Pandu dan Chandra bisa membawa perubahan nyata bagi masyarakat.

Opini By : Tendangan Bebas Hafiz