POJOK OPINI

Kerupuk Kamang: Warisan Kuliner Tradisional dari Nagari Kamang Magek

×

Kerupuk Kamang: Warisan Kuliner Tradisional dari Nagari Kamang Magek

Sebarkan artikel ini

Penulis: Naila Luthfiyah Rahma

Mahasiswi Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi


KABAMINANG.comKerupuk Kamang adalah kuliner tradisional khas Nagari Kamang Magek, Kabupaten Agam, Sumatra Barat. Kerupuk ini bukan hanya sekedar makanan ringan yang dijadikan teman makan, tetapi juga menjadi simbol identitas budaya yang telah diwariskan para leluhur dari generasi ke generasi oleh para masyarakat.

Bahan dasar yang digunakan untuk membuat kerupuk Kamang adalah ubi kayu. Ubi kayu yang telah dikupas dan dicuci bersih kemudian direbus hingga matang. Jika sudah matang lanjut di haluskan dan diberi bumbu penyedap seperti garam, bawang putih dan lain-lain. Setelah itu adonan kerupuk dipipihkan dan ditambah daun bawang yang menjadi ciri khas kerupuk Kamang. Terakhir kerupuk dicetak dan dikeringkan dibawah sinar matahari.

Lebih dari sekedar makanan, kerupuk Kamang ini juga mengandung sejarah dan nilai sosial yang kuat. Nama kerupuk Kamang diambil dari tempat awal mulanya kerupuk ini dibuat yaitu di Nagari Kamang Magek. Awal mulanya kerupuk ini dibuat oleh masyarakat secara sengaja untuk tambahan kebutuhan sehari-hari, karena sebagian besar masyarakat disana berprofesi sebagai petani. Untuk mengisi waktu luang dan menambah pemasukan para petani, mereka membuat kerupuk Kamang itu dan menjualnya ke pasar.

Kerupuk Kamang tidak hanya menawarkan cita rasa yang enak, tetapi juga menjadi sumber ekonomi bagi banyak keluarga di Nagari Kamang Magek. Di balik rasa kerupuk Kamang yang enak, banyak kontribusi nyata terhadap pemberdayaan ibu-ibu, pelestarian budaya, dan dukungan untuk keberlanjutan ekonomi Nagari.

Usaha pembuatan kerupuk ini umumnya dikelola oleh keluarga, sehingga menjadi sumber mata pencaharian tambahan masyarakat sekaligus sarana pelestarian tradisi. Resep dan cara membuat Kerupuk Kamang terus diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, hingga akhirnya menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Kamang Magek.

Penggunaan media sosial untuk memperkenalkan kerupuk Kamang kepada orang-orang luar Sumatra Barat juga diperlukan. Pendekatan digital ini tidak hanya berfungsi sebagai media promosi, tetapi juga bentuk peduli kita untuk melestarikan warisan budaya dan mendukungan ekonomi lokal para pembuat kerupuk Kamang.

Kerupuk Kamang bukan hanya soal rasa gurih yang renyah, tetapi juga cerita tentang tradisi, ketekunan, dan identitas masyarakat Kamang Magek. Di balik setiap proses pembuatannya tersimpan nilai-nilai kebersamaan dan warisan budaya yang terus dijaga hingga hari ini. Dengan mengenal dan mendukung Kerupuk Kamang, kita ikut berperan dalam menjaga kuliner lokal agar tetap hidup dan dikenal oleh generasi berikutnya, sekaligus memperkaya khazanah kuliner Nusantara.