Oleh: Abdul Hamid
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Andalas
KABAMINANG.com, Unand – Padang, Usaha Mikro Kecil Menengah(UMKM) memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian masyarakat, salah satunya adalah usaha tahu. Di tengah arus modernisasi dan persaingan makanan olahan, tahu ini tetap dicari dan peminatnya selalu ramai.
Dari hasil wawancara langsung penulis dengan pemilik usaha tahu, Pak Tasnim dan beberapa konsumen setia, terlihat bahwa kombinasi kualitas, lokasi strategis, dan pendekatan sederhana bisa membuat usaha ini tetap laris bahkan tanpa perlu perluasan besar-besaran.
Sejarah Berdirinya Usaha Tahu Pak Tasnim
Usaha ini mulai dirintis pada tahun 2016 di Kabupaten Padang Pariaman tepatnya di kecamatan 2 x 11 Kayutanam. Hingga kini, Pak Tasnim masih menjalankan usahanya sendiri tanpa bantuan karyawan.
Alasan ia memilih usaha ini karena tahu ini termasuk makanan olahan yang paling dicari oleh masyarakat.
”Saya mengetahui usaha ini ada sejak tahun 2016, kesan pertama saya cukup bagus terhadap usaha ini karena lokasi yang dekat, sehingga masyarakat bisa langsung membeli tahu dari pabriknya dengan harga yang relatif lebih murah dibanding beli di warung-warung,” ucap salah satu saksi awal berdirinya usaha ini.
Proses Produksi : Kesabaran di Balik Cita Rasa
Menurut Pak Tasnim, proses pembuatan tahu relatif panjang namun terukur demi menjaga kualitas. Tahapan utamanya dimulai dengan pencucian kedelai, kemudian direndam sekitar empat jam, lalu digiling dan dimasak. Ampas disaring untuk mendapatkan sari kedelai yang kemudian dididihkan, diberi koagulan (cuka), diendapkan, dipisahkan, dan dimasukkan ke cetakan.
Setelah itu dipres sekitar setengah jam, lalu tahu dipotong potong menjadi tahu balok.
”Bagi saya, kualitas adalah nomor satu karena ini menyangkut kepuasan pelanggan,jadi bentuk harus bagus dan rasa menjadi prioritas,” jelas Pak Tasnim.
Seorang konsumen menambahkan,”Rasa tahu di sini cukup enak dibandingkan dengan tempat lain, kadang kadang saya beli di tempat lain itu rasanya hambar” ungkapnya.
Kapasitas Produksi dan Tantangan Bahan Baku
Setiap hari, Pak Tasnim menjalankan usahanya sendiri tanpa adanya karyawan. Dengan dua cetakan masing-masing menghasilkan 98 potong tahu percetakannya, jadi Pak Tasnim memproduksi total 196 balok tahu setiap harinya. Kedelai merupakan bahan baku utama tahu.
”Untuk mendapatkan kedelai ini tidaklah sulit tetapi harga kedelai ini sering turun naik sehingga menyulitkan saya untuk menentukan harga jual,” ungkap Pak Tasnim.
Strategi Pemasaran dan Persaingan
Untuk pemasaran, tahu produksi Pak Tasnim ini dititipkan ke warung-warung setiap hari Selasa Minggu, sementara pada hari Senin Pak Tasnim menjual langsung di pasar tradisional. Agar pelanggan tetap setia,Pak Tasnim selalu menjaga kualitas dan rasa tahu miliknya.
”Jika sekali saja pelanggan kecewa,mereka tidak akan kembali membeli. karena itu, sulit untuk mengembalikan citra tahu kita,” tegas Pak Tasnim.
Read More:
- 1 Cara Pemasaran dan Keuntungan Sebuah UMKM Serabi Telur Dapur Ummi
- 2 Transformasi Toko DUTA ; Dari Konvensional Ke Layanan Keuangan Terpadu
- 3 Strategi Pemasaran Bika Bakar Andalas Untuk Meningkatkan Pelanggan
Dalam menghadapi persaingan dengan produsen lain, ia memiliki cara tersendiri. Pada awalnya, tahu dijual dengan ukuran lebih besar dari biasanya agar cepat dikenal masyarakat. Setelah produknya mulai dikenal dan diterima ukuran tahu mulai disesuaikan supaya keuntungan bisa lebih stabil.
”Ini bukan bentuk kecurangan,melainkan salah satu strategi bisnis yang wajar. Namun ada satu hal tidak boleh berubah yaitu rasa, jika bisa kualitas itu terus ditingkatkan,” jelas Pak Tasnim.
Seorang konsumen menambahkan,
“Kualitas tahu di sini sesuai dengan harganya bahkan lebih murah karena saya membeli langsung ke pabriknya,” ungkapnya
Ia juga mengatakan bahwa tahunya memiliki keunggulan dibandingkan dengan produsen tahu lain . Salah satunya adalah tingkat keasamannya yang lebih rendah,sehingga rasanya segar dan enak dikonsumsi.
Pak Tasnim juga menekankan pentingnya menjaga kepercayaan konsumen, ia memegang teguh prinsip,
”Saya tidak pernah menjual tahu yang sudah rusak atau basi karena lebih baik rugi daripada citra tahu saya hancur di mata konsumen,” ujarnya
Peluang Pengembangan Usaha
Meskipun usahanya sudah dikenal masyarakat, ia tidak terlalu punya ambisi untuk mengembangkan usahanya menjadi lebih besar karena faktor usia dan tidak ada tanggungan anak lagi.
”Kalau mau,usaha ini sebenarnya bisa berkembang menjadi lebih besar karena kualitasnya tidak kalah dengan produsen tahu lain bahkan menurut saya lebih unggul,tetapi karena usia saya yang sudah tua semangat saya sudah mulai memudar,”katanya.
Dari sisi penulis usaha tahu ini memiliki banyak potensi untuk berkembang. Ada beberapa cara yang bisa dicoba agar usaha tahu ini bisa berkembang, di antaranya:
Kerja sama dengan warung dan rumah makan
Banyak warung makan, penjual gorengan,dan rumah makan yang butuh pasokan tahu dalam jumlah besar. Jika bisa menjadi pemasok tetap, pendapatan akan meningkat.
Ekspansi ke pasar tradisional dan modern
Saat ini mungkin pemasarannya masih terbatas ke konsumen masyarakat sekitar. Dengan memperluas distribusi ke pasar tradisional, minimarket atau bahkan katering, dengan itu jangkauan konsumen bisa lebih luas.
Branding Produk
Memberi nama atau merek pada tahu yang diproduksi akan membedakannya dengan produsen tahu lain. Dengan identitas yang jelas, konsumen akan lebih mudah mengingat dan mencari tahu tersebut.
Seorang Konsumen berharap,”Kualitas tahu di sini sudah bagus. Hanya perlu pengembangan yang jelas misalnya mencari lokasi pemasaran yang lebih luas agar usaha dapat berkembang jadi lebih besar”ucapnya.
(AH/KBM)