Oleh: Chirani Aufa Fauziah
KABAMINANG.com, Unand – Padang, Siapa sangka sebuah warung kecil yang tersembunyi di pojok gang mati di Padang bisa menjelma menjadi destinasi kuliner yang wajib dikunjungi?
Di tengah gelombang bisnis makanan baru yang terus bermunculan, Menyala Dimsum hadir sebagai kisah inspiratif dari usaha rumahan yang sederhana namun penuh strategi. Didirikan pada Januari 2025 di Jalan Maransi Indah Gang 6 nomor 95, Padang. usaha ini bermula dari dapur rumah seorang ibu muda bernama Thika Syuhkrina.
Tanpa pengalaman bisnis formal, Thika mengandalkan ilmu kuliner yang didapat semasa kuliah di jurusan Tata Boga, Universitas Negeri Padang (UNP). Dengan bekal pengetahuan seputar teknik memasak, higienitas, dan penyajian makanan yang menarik, ia membangun pondasi kuat untuk menciptakan hidangan yang tak hanya enak, tapi juga mampu bersaing di pasar yang kompetitif.
Pada awalnya, pelanggan Menyala Dimsum hanya datang dari lingkungan sekitar. Namun, Thika menyadari bahwa jika ingin berkembang, ia tidak bisa hanya menunggu pelanggan lewat begitu saja. Ia pun mulai memanfaatkan kekuatan media sosial, terutama Instagram, untuk memperluas jangkauan pasarnya.
Thika juga mulai rajin mengunggah konten di media sosial dan memperluas jangkauan pasarnya dengan membuka tokonya di platform layanan pesan antar makanan seperti Gojek dan Shopee Food. Langkah ini membuka pintu baru bagi pelanggan yang ingin menikmati dimsum lezat tanpa harus datang langsung ke lokasi
Gambar: Toko Dimsum Menyala
Tika mengungkapkan bahwa kunci keberhasilannya terletak pada konsistensi, kreativitas, dan kepercayaan diri.
“Upload di medsos harus rajin, jangan gampang nyerah, dan tambah percaya diri aja,” ujarnya mantap.
Selain itu, ia juga rutin mengadakan promo-promo menarik yang ditunggu-tunggu pelanggan. Salah satu strategi yang terbukti efektif adalah pemberian diskon berkala.
“Kami selalu adain diskon bulanan, biasanya di awal atau akhir bulan. Ini penting buat jaga daya tarik, apalagi untuk pelanggan baru yang mau coba tanpa takut kantong jebol,” jelas Thika.
Strategi ini tak hanya meningkatkan transaksi, tapi juga menciptakan momentum interaksi dan kepercayaan dari pelanggan.
Langkah brilian lainnya adalah berani berkolaborasi dengan influencer lokal.
Meski sempat ragu soal anggaran, Thika memutuskan menggandeng ibu besar, seorang TikToker terkenal di Sumatera Barat. Keputusannya terbukti jitu video kolaborasi tersebut viral, pesanan melonjak, dan Menyala Dimsum pun mulai dikenal luas hingga ke luar kota. Strategi endorsement ini bukan hanya meningkatkan penjualan, tetapi juga membawa brand Menyala Dimsum naik kelas dalam komunitas pecinta kuliner.
Read More:
- 1 Strategi Pemasaran Ayam Geprek Abah Lamo Cafe terhadap Minat Beli Mahasiswa di Business Center Universitas Andalas
- 2 Dari Car Free Day Hingga Gor Haji Agus Salim Padang: Strategi Jitu Matchabae.pdg Berawal dari Hobi Matcha
- 3 Manajemen Arus Kas dan Pengendalian Biaya ProduksiUMKM Gorengan Buk Yus
Namun, sehebat apa pun strategi digital dan pemasaran, tidak akan berarti tanpa produk yang berkualitas. Di sinilah kekuatan utama Menyala Dimsum berbicara.
Dimsumnya dikenal dengan kulit yang lembut, isian padat, dan bumbu yang meresap sempurna. Resep yang digunakan adalah hasil dari pengalaman dan eksperimen kuliner Thika selama di bangku kuliah.
Ia tidak hanya mampu meracik rasa yang konsisten, tapi juga menjalankan dapur yang efisien dan bersih. Thika tahu betul bagaimana menjaga standar rasa, mengatur alur produksi, hingga menyajikan hidangan yang menggugah selera semua menjadi satu kesatuan yang menjadikan dimsumnya benar-benar “menyala”.
Gambar: Salah satu varian dimsum Menyala
Keunggulan rasa ini pun diperkuat dengan pelayanan yang hangat dan penuh perhatian. Menurut salah satu pelanggan , Saniyya, seorang mahasiswi berusia 20 tahun, pengalaman makan di Menyala Dimsum terasa seperti berkunjung ke rumah teman.
“Awalnya penasaran gara-gara review online, tapi ketagihan karena rasanya juara. Apalagi pelayanannya super ramah, kayak lagi makan di rumah sahabat,” ujarnya.
Sentuhan personal seperti inilah yang menciptakan promosi alami dari mulut ke mulut, memperkuat kehadiran Menyala Dimsum di dunia nyata dan digital.
Meski masih dikelola secara sederhana dan dengan tim yang terbatas, Thika dan stafnya selalu menyambut pelanggan dengan senyuman lebar dan layanan penuh kehangatan.
Bagi Thika, menjaga kualitas rasa dan hubungan dengan pelanggan adalah satu paket yang tak terpisahkan. Di tengah lonjakan orderan dan berbagai tantangan, ia tetap konsisten pada prinsip: tidak boleh ada kompromi pada kualitas dan keramahan.
Ia percaya, kesuksesan yang berkelanjutan dibangun dari kepercayaan dan pengalaman bahagia yang diberikan kepada pelanggan.
Kini, Menyala Dimsum bukan lagi sekadar penjaja makanan lezat. Ia telah menjadi simbol kemenangan usaha kecil yang dijalankan dengan semangat, strategi, ilmu, dan ketulusan hati. Dari sebuah gang yang dulunya sepi, usaha ini tumbuh menjadi brand lokal yang disayangi.
Kisah Tika membuktikan bahwa di era digital, keterbatasan bisa ditaklukkan. Dengan pemanfaatan media sosial yang cerdas, keberanian mengambil risiko, penerapan ilmu dari pendidikan, serta pelayanan yang tulus, usaha kecil pun bisa bersinar. Lebih dari sekadar jualan makanan, ini adalah cerita tentang impian yang diwujudkan lewat langkah-langkah nyata, dengan hati yang menyala.
(CAF/KBM)
(Sumber: Dokumentasi Chirani)