KABAMINANG.com – Dharmasraya, Jalan menjadi salah satu objek fital dalam lajunya pertumbuhan ekonomi di setiap nagari. Bahkan, tak sedikit negara hadir dalam membuka akses bagi masyarakat, agar segala bentuk pertumbuhan bisa berjalan dengan baik.
Seperti pertumbuhan ekonomi, transportasi pertumbuhan pendidikan. Namun tak sedikit pula, pembangunan infrastruktur jalan menjadi penghambat lanjutnya perkembangan nagari.
Read More:
- 1 Wakapolres Solok Pimpin Apel Pagi, Berikan Motivasi kepada Personel
- 2 Kapolres Solok Berikan Edukasi Agen Kehumasan Polri kepada PJU, Dorong Optimalisasi Respon Publik
- 3 Pemerintah Nagari Sulit Air Gelar Pelatihan TPK Tahun Anggaran 2025
Hal itu yang kini dirasakan oleh masyarakat di Nagari Siguntur, Kecamatan sitiung. Dimana, Kondisi jalan kabupaten di wilayah Nagari Sungai Lansek, semakin memprihatinkan. Jalan baru yang seharusnya menjadi akses utama masyarakat, kini dipenuhi lubang dan tidak terawat, sehingga membahayakan para pengguna jalan yang melintas setiap harinya.
Minimnya perawatan membuat jalan tersebut rawan kecelakaan, terutama saat musim hujan. Banyak pengendara, baik roda dua maupun roda empat, yang harus ekstra hati hati agar tidak terjatuh atau mengalami kerusakan pada kendaraan mereka.
Salah satu ruas jalan yang mengalami kerusakan parah berada di Siluluak, Nagari Sungai Lansek. Jalan ini merupakan jalur penghubung utama menuju berbagai fasilitas publik, termasuk sekolah dan pusat aktivitas masyarakat.
Kerusakan juga terjadi pada jalan kabupaten yang menuju SMA Negeri 2 Sitiung sejauh 2 kilometer dan SMP Negeri 3 yang hingga kini belum tersentuh aspal sama sekali. Kondisi ini menyebabkan mobilitas pelajar dan guru menjadi sangat sulit, terutama saat hujan karena jalan semakin licin dan berlubang.
Wali Nagari siguntur , Hamdan, mengungkapkan, kondisi jalan yang rusak ini berdampak pada menurunnya minat anak anak untuk bersekolah.
“Banyak anak anak yang malas atau enggan bersekolah disana karena akses jalannya sangat buruk,” ujar Hamdan saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (09/08/2025).
Hamdan menjelaskan, jarak antara SMA dan SMP di wilayah tersebut hanya sekitar 1kilo meter, namun karena kondisi jalan yang rusak parah, jarak tersebut terasa sangat jauh dan sulit ditempuh.
Ia juga menuturkan, perbaikan jalan ini sebenarnya pernah diusulkan ke pemerintah provinsi. Bahkan, pihak provinsi sudah melakukan peninjauan langsung dan merencanakan perbaikan dengan anggaran sebesar Rp4,1 miliar. Namun, hingga kini realisasi anggaran tersebut tak kunjung berjalan.
“Setiap kali musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang), kami selalu mengusulkan perbaikan jalan ini. Sayangnya, sampai saat ini belum ada tindak lanjut yang nyata,” kata Hamdan.
Hamdan menegaskan, pemerintah nagari tidak memiliki kemampuan anggaran untuk memperbaiki jalan tersebut. Dana desa yang hanya sekitar Rp1,4 miliar setiap tahun tidak mencukupi untuk membiayai perbaikan jalan sepanjang itu.
(NT)