KABAMINANG.com – Di ujung dunia yang tak tertandai dalam peta, ada sebuah tempat yang disebut orang-orang bijak sebagai “Negeri Sebelah Tangan.” Bukan karena letaknya berada di samping tangan secara harfiah, melainkan karena ia hidup dalam ketidakterjangkauan, berada satu inci dari kesadaran tapi sejauh samudera dari pemahaman.
Negeri ini bukan utopia, bukan pula distopia. Ia seperti bayangan yang mengikuti gerak kita, hadir namun tak pernah bisa disentuh. Negeri ini hidup di antara garis batas antara keinginan dan realita, antara niat dan tindakan, antara mimpi dan kenyataan. Negeri Sebelah Tangan adalah tempat di mana semua “andai saja” dan “seandainya” tinggal.
Anatomi Negeri Sebelah Tangan
Negeri Sebelah Tangan tidak memiliki ibu kota, tetapi pusatnya adalah keraguan. Jalan-jalannya dibangun dari keputusan yang ditunda, bangunannya terbuat dari rencana yang tak pernah jadi, dan langitnya dipenuhi oleh awan harapan yang tak pernah turun menjadi hujan.
Penduduk negeri ini adalah orang-orang yang pernah ingin, namun tak pernah mencoba. Mereka yang hidup dengan potensi besar, namun tenggelam dalam lautan ketakutan akan gagal. Mereka menggenggam ide-ide gemilang, tapi menahannya erat agar tak terbang dan jatuh.
Mereka yang Pergi, Mereka yang Kembali
Orang-orang yang sadar akan keberadaan Negeri Sebelah Tangan biasanya datang dari dunia nyata. Mereka datang dengan bekal semangat, lalu perlahan-lahan terperangkap oleh kenyamanan menunda dan ketakutan melangkah. Negeri ini begitu ramah pada rasa nyaman yang membius, dan begitu menakutkan untuk ditinggalkan.
Namun, beberapa dari mereka berhasil kembali. Mereka membawa luka, pelajaran, dan tekad baru. Mereka yang kembali dari Negeri Sebelah Tangan tak lagi takut gagal karena mereka tahu, lebih buruk dari kegagalan adalah tidak pernah mencoba.
Read More:
- 1 Meninggalkan Zona Nyaman: Langkah Awal Menuju Hidup yang Lebih Bermakna
- 2 Di Balik Sorotan: Kisah Cinta dan Tragedi Keluarga Diogo Jota yang Mengharukan
- 3 Bagaimana Satelit Memperbarui Data Transaksi Antar Bank: Proses, Teknologi, dan Keandalannya
Negeri Itu Ada di Dalam Kita
Negeri Sebelah Tangan tidak berada di planet lain, tidak pula di balik dinding rahasia. Negeri itu hidup dalam kita di setiap keputusan yang kita tunda, di setiap kesempatan yang kita biarkan pergi, di setiap ide yang kita kubur karena takut ditertawakan.
Setiap orang memiliki peta menuju Negeri Sebelah Tangan, dan lebih sering dari yang kita sadari, kita telah singgah di sana. Tapi kabar baiknya, kita juga punya kekuatan untuk meninggalkannya kapan pun kita mau. Kuncinya satu: berani menggenggam dan melepaskan.
Kembali dari Negeri Itu
Kisah tentang Negeri Sebelah Tangan adalah peringatan yang lembut tapi tajam. Ia mengingatkan bahwa hidup tidak akan pernah benar-benar utuh jika hanya dijalani dengan satu tangan sementara tangan yang lain sibuk menggenggam rasa takut, keraguan, dan penyesalan.
Jadi, jika hari ini kita merasa diam di tempat, merasa berjalan tapi tak maju, tanyakan pada diri sendiri:
“Apakah masih berada di Negeri Sebelah Tangan?”
(TBR)