Oleh: Syaiful Rajo Bungsu
KABAMINANG.com – Selasa, 3 Juni 2025, menjadi momentum penting bagi Pemerintah Kabupaten Solok. Di bawah kepemimpinan Bupati Jon Firman Pandu dan Wakil Bupati Chandra, digelar pelantikan perdana pejabat struktural setelah 100 hari masa kerja. Pelantikan ini mencakup promosi, mutasi, dan pengisian jabatan yang sebelumnya kosong.
Secara administratif, pelantikan ini bertujuan memperkuat efektivitas roda pemerintahan. Namun di balik itu, publik juga mencermati reaksi beragam dari ASN dan kelompok yang dulu terlibat dalam Pilkada 2024. Pelantikan hari ini menjadi tolok ukur: apakah pemerintah menempatkan profesionalisme di atas kalkulasi politik?
Sikap Tegas Bupati: Profesionalisme sebagai Fondasi
Dalam sambutannya, Bupati Jon Firman Pandu menegaskan bahwa pelantikan dilakukan atas dasar kebutuhan organisasi dan kinerja, bukan balas jasa politik.
“Kami tidak sedang membalas budi. Kami menempatkan orang sesuai kompetensi dan dedikasi. Jabatan adalah amanah, bukan hadiah,” tegasnya.
Pernyataan ini menjadi sinyal kuat bahwa birokrasi ke depan akan dikawal dengan prinsip meritokrasi dan objektivitas. Hal ini sekaligus menjawab spekulasi dari sebagian pihak yang berharap pelantikan menjadi ajang “pembayaran utang politik”.
ASN Pendukung: Antara Harapan dan Kenyataan
Bagi ASN yang mendukung Jon–Chandra saat Pilkada, pelantikan ini menjadi momen penentuan. Ada yang merasa puas karena diberi kepercayaan. Namun tidak sedikit pula yang kecewa karena tidak masuk dalam struktur baru, meski merasa telah berkontribusi dalam proses politik.
Read More:
- 1 Aroma Tak Sedap Proyek Rusunawa Dharmasraya: Penyidikan Korupsi Terancam Dihentikan
- 2 Tiga Pelapor Diperiksa Kejaksaan Selama 11 Jam Terkait Dugaan Pungli Replanting Sawit di Dharmasraya
- 3 Lintas Sektoral Dimobilisasi, DPRD Dharmasraya Dukung Rapat Operasi Ketupat Singgalang 2025
Situasi ini menguji kedewasaan birokrasi: apakah loyalitas semasa kampanye menjadi syarat utama, ataukah rekam jejak kerja yang lebih diutamakan?
ASN Netral atau Tidak Mendukung: Antisipasi dan Adaptasi
Sementara itu, ASN yang tidak terlibat langsung atau bahkan mendukung pasangan lain, menyambut pelantikan ini dengan sikap hati-hati. Kekhawatiran akan tersingkir tentu ada. Namun sejauh ini, pelantikan berjalan tanpa gejolak besar.
Bahkan beberapa ASN yang netral sebelumnya justru mendapat kepercayaan — pertanda bahwa pemerintah membuka ruang kepada siapa pun yang profesional dan loyal pada sistem, bukan pada figur.
Tim Sukses: Harapan vs Realita
Dari sisi tim sukses, pelantikan ini menimbulkan evaluasi. Sebagian merasa “perjuangannya” terbayar. Namun ada juga yang mulai merasa tersisih, sebab tidak semua “orang dalam” masuk ke struktur baru.
Ini memperkuat kesan bahwa pemerintahan Jon–Chandra mulai menjauh dari politik transaksional dan fokus pada pembenahan birokrasi.
Penutup: Birokrasi Harus Lepas dari Bayang-Bayang Pilkada
Pelantikan hari ini menjadi batu ujian awal bagi komitmen Bupati dan Wakil Bupati Solok dalam menegakkan tata kelola pemerintahan yang bersih dan profesional. Di tengah harapan dan kekecewaan, masyarakat menuntut satu hal: bahwa birokrasi dibangun bukan atas dasar balas jasa, tetapi berdasarkan kualitas dan tanggung jawab.
Jika pelantikan ini menjadi cerminan arah kepemimpinan ke depan, maka Kabupaten Solok berada di jalur yang tepat menuju tata kelola pemerintahan yang lebih baik dan terpercaya.