Dharmasraya, KABAMINANG.com – Harapan besar disampaikan masyarakat Jorong Padang Sari, Nagari Tebing Tinggi, Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya, agar pemerintah daerah segera melakukan perbaikan terhadap Jalan Usaha Tani (JUT) yang menjadi urat nadi perekonomian warga.
Jalan yang selama ini menjadi akses utama untuk membawa hasil pertanian dan perkebunan itu kini kondisinya sangat memprihatinkan. Saat musim hujan, jalan berubah menjadi licin dan berlumpur, bahkan menyulitkan pejalan kaki, apalagi kendaraan bermotor.
“Kalau hujan, jalan tak bisa dilalui. Licin dan berlumpur. Mau bawa hasil panen saja susah,” keluh Wagino, warga setempat berusia 56 tahun.
Senada dengan itu, Turino (45) juga menyampaikan keresahannya. Ia menyebut bahwa jalan tersebut menjadi penghubung penting antara Nagari Sikabau dan Nagari Tebing Tinggi.
“Bertahun-tahun kami menantikan jalan ini untuk diperbaiki, tapi tak kunjung dibangun. Seperti anak tiri rasanya,” ungkapnya dengan nada kecewa.
Wali Nagari Tebing Tinggi, Seprianedi, menyatakan bahwa usulan perbaikan jalan tersebut sudah berulang kali disampaikan melalui forum Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang), baik di tingkat nagari maupun kabupaten.
“JUT ini selalu jadi prioritas dalam musrenbang nagari dan kabupaten,” jelasnya, Senin (26/05/2025).
Read More:
- 1 Bupati Solok Koordinasi ke Bappenas, Perjuangkan Penambahan DAK 2026 untuk Infrastruktur dan Ketahanan Pangan
- 2 Bupati Jon Firman Pandu Pimpin Upacara HUT RI ke-80 di GOR Batubatupang
- 3 Apel Kehormatan dan Renungan Suci di TMP Kayu Aro Sambut HUT ke-80 RI di Kabupaten Solok
Pihak nagari berharap, pemerintah kabupaten hingga provinsi bisa memberikan perhatian serius terhadap kondisi infrastruktur desa, terutama yang berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Kalau akses jalan lancar, tentu pendapatan petani akan meningkat. Mereka tak perlu lagi mengeluarkan biaya tambahan hanya untuk mengangkut hasil panen,” ujarnya.
Ia menambahkan, pembangunan jalan ini tidak bisa menggunakan dana desa karena panjang jalan mencapai sekitar 1,5 kilometer dan masuk dalam kategori jalan kabupaten.
“Jalan ini harus ditangani kabupaten. Dana desa tak cukup untuk membangunnya,” tegas Seprianedi.
Kondisi jalan yang makin rusak dari tahun ke tahun kian menambah luka bagi masyarakat. Tak heran jika banyak warga merasa dipinggirkan dan terabaikan dalam pembangunan infrastruktur dasar yang seharusnya menjadi prioritas.
(NT)