Solok, KABAMINANG.com – Pemerintah Kabupaten Solok, melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, tahun ini mengusulkan 12 karya budaya dari berbagai Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) untuk diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTBi) 2025.
Dari puluhan usulan tersebut, tiga karya budaya akhirnya dinyatakan memenuhi syarat administrasi dan substansi untuk diajukan lebih lanjut ke Kementerian Kebudayaan.
Plt. Kabid Kebudayaan Vega Denia Surya menjelaskan bahwa meski tiga karya budaya ini telah memenuhi syarat utama, ada beberapa kelengkapan dokumentasi yang masih harus dipenuhi.
“Kita perlu menyerahkan video asli pertunjukan dan proses pembuatan yang belum pernah dimuat di media sosial,” ujarnya.
Menurut Vega, kelengkapan ini penting agar naskah usulan semakin kuat dan sesuai pedoman penetapan WBTBi.
Karya budaya pertama adalah Randai Ilau, kesenian Randai khas Kecamatan X Koto Singkarak yang memiliki nuansa berbeda dari Randai pada umumnya.
Randai Ilau mengangkat kisah kesedihan seorang ibu yang melepas anak laki-lakinya berumah tangga, penuh kegundahan akan masa depan sang buah hati.
Read More:
- 1 Host Chanel Tendang Bebas Hafiz Ucapkan Selamat HUT Bhayangkara ke-79, Apresiasi Kinerja Polres Solok
- 2 Tiga Pelapor Diperiksa Kejaksaan Selama 11 Jam Terkait Dugaan Pungli Replanting Sawit di Dharmasraya
- 3 Fauzi: "Songsong Tahun Baru dengan Hati yang Bersih, Semangat Membara, dan Akhlak Bercahaya"
Tradisi ini masih dipertahankan di Jorong Ujung Ladang Nagari Koto Sani, Saniangbaka, dan Nagari Sumani, menjadi warisan lisan dan teater rakyat yang langka.
Usulan kedua, Balota, berasal dari Nagari Bukit Bais. Kesenian ini memanfaatkan palapah pisang sebagai alat musik pukul, dimainkan berkelompok untuk mengiringi tarian atau ritual adat setempat. Keunikan Balota terletak pada teknik memukul dan iramanya yang dinamis, menggambarkan semangat gotong-royong masyarakat Bukit Bais.
Sementara itu, usulan ketiga adalah Samba Itam Sulit Air, sebuah pengetahuan tradisional kuliner dari Nagari Sulit Air. Masakan ini memadukan beras hitam dengan buah galundi sanggrai buah khas yang diolah sedemikian rupa hingga renyah.
Keistimewaan Samba Itam Sulit Air telah mengharumkan nama Solok, termasuk memecahkan rekor MURI beberapa tahun lalu dan diminati wisatawan nusantara maupun mancanegara.
Vega Denia Surya menegaskan, penetapan karya budaya ini sebagai WBTBi bukan semata penghargaan, tetapi juga bentuk perlindungan agar tradisi dan pengetahuan lokal tidak tergerus zaman.
“Dengan status WBTBi, kami berharap Randai Ilau, Balota, dan Samba Itam Sulit Air dapat terus diwariskan dan dikembangkan oleh generasi mendatang,” tutup Vega.
(RA)