Kabaminang.com, Solok – Jumat, 7 Maret 2025, Studio Chanel Tendang Bebas Hafiz menyambut kedatangan narasumber yang berkompeten di bidang pertanian, Tori, seorang petani sekaligus anggota Kelompok Tani Dorse Kembang Sari, yang berbicara tentang potensi besar buah markisa sebagai ikon Kabupaten Solok. Markisa, yang dulunya menjadi primadona di Lembah Gumanti dan sekitarnya, kini siap menggeliat kembali setelah cukup lama terpinggirkan oleh produk hortikultura lainnya seperti bawang, kentang, dan sayur mayur.
Tori, yang juga mahasiswa jurusan Agribisnis di Universitas Tamsis Padang, menjelaskan bahwa upaya untuk mengembalikan kejayaan markisa dilakukan melalui penelitian yang melibatkan berbagai pihak, termasuk Fakultas Pertanian Universitas Andalas.
“Kami telah melakukan penelitian hingga tujuh kali dan bekerja sama dengan pihak kampus untuk menghidupkan kembali produk markisa ini. Kami berharap buah markisa dapat kembali menjadi komoditas unggulan di Solok,” ujar Tori.
Menurut Tori, keunggulan markisa terletak pada banyaknya manfaatnya. Tanaman ini memiliki perawatan yang relatif ringan dan tidak memerlukan penggunaan pestisida. Selain itu, markisa dapat tumbuh di berbagai jenis lahan, baik dataran rendah, lereng, hingga bukit.
“Sekali tanam, kita bisa memanen dalam waktu yang cukup lama, dan hasilnya sangat menguntungkan. Markisa juga memiliki banyak manfaat, mulai dari bahan makanan ringan, obat-obatan, hingga bahan dasar sirup dan produk kecantikan,” tambah Tori.
Meskipun sempat terkendala dalam hal pasar, Tori yakin bahwa permintaan markisa akan terus berkembang.
Read More:
- 1 Semangat Nasionalisme Membara di Pelosok Negeri: SDN 12 Tigo Jangko Gelar Upacara HUT RI ke-80 dengan Khidmat
- 2 Polres Solok Gelar Kegiatan Bintohtal, Bentuk Personel Polri yang Humanis dan Berakhlak
- 3 Ada Tembok Pemisah Ditubuh Diskominfo Dharmasraya, "Bom Waktu" Keretakan Bagi Kepala Daerah dengan Media
“Pasar untuk markisa cukup menjanjikan. Apapun jumlahnya, pasar akan tetap terbuka untuk produk ini, baik untuk jangka pendek maupun panjang,” kata Tori yang juga terlibat dalam penelitian benih kentang di KKT Tech Robotic.
Tori berharap agar pemerintah daerah, khususnya Dinas Pertanian Kabupaten Solok, dapat memberikan dukungan lebih untuk petani markisa. Ia menambahkan, kolaborasi antara kelompok tani dan pemerintah daerah sangat diperlukan agar komoditas markisa bisa kembali menjadi andalan, bukan hanya di Lembah Gumanti, tetapi juga di kecamatan lain seperti Danau Kembar, Lembang Jaya, Pantai Cermin, dan Hiliran Gumanti.
Dengan harapan besar, Tori menutup pembicaraannya dengan cita-cita Solok kembali menjadi ikon utama buah markisa di Indonesia.
“Saya percaya, dengan dukungan dari semua pihak, Solok akan kembali menjadi pusat produksi markisa terbaik di tanah air,” kata Tori, yang pernah meraih gelar Dewiner Gendre Kabupaten Solok.
(MB)