Kabaminang.com, Arosuka – Pawai Alegoris yang berlangsung pada Sabtu pagi di Arosuka, Kabupaten Solok, 24 Agustus 2024, meninggalkan pemandangan yang lumrah usai acara meriah tersebut: tumpukan sampah yang tersebar di sepanjang rute pawai.
Namun, di balik hiruk pikuk dan kemeriahan itu, ada sosok-sosok yang tanpa banyak diketahui bekerja keras memastikan kebersihan kota kembali seperti sediakala.
Mereka adalah tim dari Unit Persampahan, bagian dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Solok, yang dikomandoi oleh Alkamri.
Dalam kesibukannya membersihkan sisa-sisa sampah usai pawai, Alkamri, Kepala Unit Persampahan, menyampaikan sebuah ungkapan yang menggelitik namun penuh makna.
“Bersih tidak dipuji, kotor dicaci maki. Kerja ikhlas, kerja tuntas,” katanya, sambil memunguti sampah di pinggir jalan.
Ungkapan tersebut bukan sekadar kalimat, melainkan semboyan yang menjadi motivasi kerja timnya.
Menurutnya, motto ini menggambarkan perjuangan dan dedikasi yang harus dihadapi oleh setiap petugas kebersihan, yang seringkali bekerja tanpa apresiasi namun tetap teguh menjalankan tugas mereka.
Alkamri, yang dikenal sebagai ujung tombak kebersihan di Kabupaten Solok, bersama anggota timnya menunjukkan optimisme tinggi dalam menjalankan tugas dan fungsi mereka.
Meskipun dengan keterbatasan sumber daya, mereka tetap berkomitmen untuk menjalankan tanggung jawab dengan baik.
“Kami mungkin tidak mendapat banyak pujian, tapi kami tetap menjalankan tugas kami karena kami tahu bahwa kebersihan adalah tanggung jawab kami,” ujar Alkamri dengan semangat.
Semangat dan dedikasi ini bukanlah tanpa alasan. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Solok, Asnur, telah memberikan arahan yang jelas kepada seluruh tim kebersihan: setiap kegiatan besar, baik sebelum maupun sesudahnya, harus selalu disterilkan dari sampah.
Menurut Alkamri, Asnur selalu menekankan bahwa kebersihan tidak boleh menunggu hari esok.
Read More:
- 1 DPRD Kabupaten Solok Sahkan Ranperda Pertanggungjawaban APBD 2024 dan Renja 2026
- 2 Aroma Tak Sedap Proyek Rusunawa Dharmasraya: Penyidikan Korupsi Terancam Dihentikan
- 3 Tiga Pelapor Diperiksa Kejaksaan Selama 11 Jam Terkait Dugaan Pungli Replanting Sawit di Dharmasraya
“Tidak nunggu hari esok,” kata Alkamri, menirukan bahasa Kepala Dinas.
Arahan ini yang kemudian menjadi pedoman bagi mereka dalam menjalankan tugas, terutama pada saat-saat genting seperti usai acara besar.
Saat ditemui di tengah-tengah aktivitasnya di lapangan, Alkamri dan timnya terlihat masih berjibaku membersihkan sampah yang berserakan. Baginya, pekerjaan ini belum selesai sampai semua sudut kota kembali bersih.
“Pantang pulang sebelum bersih,” tegasnya, menutup pembicaraan dengan senyuman yang penuh kepuasan.
Keberadaan Unit Persampahan ini seringkali tak banyak disadari oleh masyarakat. Namun, tanpa mereka, kebersihan kota tentu akan sangat terganggu.
Pekerjaan mereka mungkin terlihat sederhana, namun dampaknya sangat besar bagi kenyamanan dan keindahan kota. Dengan segala keterbatasan, mereka tetap menunjukkan semangat yang luar biasa dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Semboyan “Bersih tidak dipuji, kotor dicaci maki” seakan menjadi cerminan realita yang dihadapi oleh para petugas kebersihan. Meski tak jarang mereka luput dari perhatian, mereka tetap bekerja dengan sepenuh hati.
Alkamri dan timnya telah menunjukkan bahwa kerja keras dan dedikasi tidak selalu membutuhkan pujian. Apa yang mereka butuhkan adalah kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan bersama.
Melalui motto dan semangat kerja ikhlas ini, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Solok, terutama Unit Persampahan, terus berkomitmen untuk menjaga kebersihan kota.
Mereka berharap bahwa masyarakat dapat lebih peduli dan ikut berkontribusi dalam menjaga lingkungan. Pada akhirnya, kebersihan adalah tanggung jawab bersama, dan dengan adanya sinergi antara pemerintah dan masyarakat, kebersihan kota dapat terus terjaga.
Pawai Alegoris boleh saja telah usai, namun bagi Alkamri dan timnya, tugas mereka baru benar-benar selesai ketika Arosuka kembali bersih, tanpa sisa sampah yang mengotori. (MB)