InternasionalNASIONAL

Ilmuwan dan Seniman Terbaik Dunia Raih Nobel 2025 dalam Upacara Megah di Stockholm

×

Ilmuwan dan Seniman Terbaik Dunia Raih Nobel 2025 dalam Upacara Megah di Stockholm

Sebarkan artikel ini

KABAMINANG.com – Stockholm, Swedia. Pada Rabu malam yang penuh keagungan di Stockholm Concert Hall, 13 pemenang Nobel 2025 menerima penghargaan bergengsi dalam sebuah upacara yang dipimpin langsung oleh Raja Carl XVI Gustaf dari Swedia. Acara yang menjadi tradisi tahunan dalam memperingati wafatnya sang pendiri Alfred Nobel ini kembali mengukuhkan posisi Nobel sebagai penghargaan internasional paling prestisius di bidang ilmu pengetahuan, sastra, dan ekonomi.

Masing-masing pemenang mendapat hadiah berupa uang tunai senilai 11 juta krona Swedia (sekitar 1,2 juta dolar AS), disamping medali dan diploma kehormatan. Lebih dari seribu tamu undangan hadir, termasuk anggota keluarga kerajaan Swedia dan sejumlah tokoh politik serta akademisi ternama.

Salah satu sorotan utama pada tahun ini adalah keberhasilan dua ilmuwan Jepang yang meraih Nobel, yakni Shimon Sakaguchi dan Susumu Kitagawa. Shimon Sakaguchi, berusia 74 tahun dan kini menjabat sebagai profesor kehormatan di Universitas Osaka, bersama dua rekan Amerika, Mary E. Brunkow dan Fred Ramsdell, dianugerahi Nobel di bidang Fisiologi atau Kedokteran atas penemuan krusialnya mengenai toleransi imun perifer.

Secara khusus, Sakaguchi dan timnya menemukan sel T regulator yang memiliki peranan penting dalam menjaga keseimbangan sistem imun sehingga mencegah reaksi autoimun.

“Hari ini adalah hari yang sangat spesial dalam hidup saya,” ujar Sakaguchi dengan penuh haru saat diwawancara usai acara.

Di bidang Kimia, Susumu Kitagawa, guru besar di Universitas Kyoto, mendapatkan penghargaan bersama Richard Robson dan Omar M. Yaghi. Mereka berhasil mengembangkan kerangka logam-organik (metal-organic frameworks/MOFs), material berpori yang revolusioner dengan aplikasi luas mulai dari penyimpanan gas hingga pengurangan polusi lingkungan.

Penemuan ini dianggap sebagai terobosan yang sangat berpotensi membantu berbagai tantangan energi dan lingkungan di masa depan. Keberhasilan ini mencatatkan total penerima Nobel dari Jepang menjadi 30 ilmuwan individu.

Sementara itu, Nobel Fisika diberikan kepada trio John Clarke, Michel H. Devoret, dan John M. Martinis atas penelitian mereka tentang efek mekanika kuantum tingkat makroskopik, termasuk terowongan kuantum dan kuantisasi energi.

Penemuan mereka membuka jalan untuk pengembangan teknologi kuantum generasi berikutnya yang dianggap revolusioner, termasuk komputer kuantum yang menjanjikan percepatan kinerja di berbagai bidang teknologi.

Di ranah sastra, penulis Hungaria László Krasznahorkai mendapatkan penghargaan atas karya-karyanya yang penuh visi dan intensitas, yang mampu menghadirkan kekuatan seni sebagai pelipur di tengah teror apokaliptik dan kegelisahan dunia modern. Karya-karyanya telah dipuji karena mampu menembus lapisan terdalam dari pengalaman manusia dan mengajak pembaca merenungkan eksistensi.

Penghargaan Nobel Ekonomi tahun ini jatuh kepada Joel Mokyr, Philippe Aghion, dan Peter Howitt, yang telah memberikan kontribusi besar pada teori inovasi dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Penelitian mereka memberikan kerangka kerja penting yang menjelaskan bagaimana inovasi dapat menjadi motor utama dalam mendorong kemajuan ekonomi jangka panjang serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Setelah upacara penganugerahan berjalan khidmat, para pemenang bersama para tamu undangan bergabung dalam Nobelfesten atau Pesta Nobel yang mewah di Balai Kota Stockholm.

Sekitar 1.300 tamu hadir dengan menggunakan pakaian formal lengkap white tie dan tiara mengikuti tradisi yang telah dilakukan selama lebih dari seratus tahun. Ratu Silvia, Putri Mahkota Victoria, dan Putri Madeleine juga hadir dengan busana elegan yang memancarkan kemewahan khas acara tersebut.

Sayangnya, Nobel Perdamaian dipersembahkan dalam acara tersendiri di Oslo, Norwegia. Tahun ini hadiah tersebut diberikan kepada pemimpin oposisi Venezuela, María Corina Machado, yang tidak bisa hadir secara langsung karena dibatasi oleh larangan perjalanan dari pemerintah negaranya.

Penganugerahan Nobel 2025 sekali lagi mengingatkan dunia akan pentingnya dedikasi, inovasi, dan kreativitas dalam mendorong kemajuan umat manusia di segala bidang. Dari temuan ilmiah hingga karya seni yang menyentuh jiwa, penghargaan ini menjadi pengakuan global yang memberikan inspirasi bagi generasi sekarang dan masa depan.

(KBM)