Bogor, KABAMINANG.com — Laga persahabatan yang digelar di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, antara Timnas Indonesia U‑22 dan Timnas Mali U‑22 berakhir dengan skor telak 0-3 untuk keunggulan tim tamu. ( 15 November 2025 )
Gol pembuka tercatat begitu cepat ketika pada menit kelima, pemain Mali, Sekou Doucoure, menyambut bola dari tendangan pojok dan menyundulnya ke dalam gawang. Kemudian, pada menit ke-34, Wilson Samake menambah keunggulan Mali setelah serangkaian kombinasi ofensif yang membingungkan pertahanan Indonesia. Sebelum wasit meniup peluit panjang, pukul 90+1, Moulaye Haidara memastikan kemenangan Mali dengan gol ketiga.
Analisis pertandingan
Tim Garuda Muda berusaha membangun serangan sejak awal, namun kesalahan di lini belakang terbukti fatal ketika menghadapi tim Mali yang cepat mengeksekusi peluang dari bola mati.
Pelatih Indonesia, Indra Sjafri, setelah pertandingan mengakui bahwa hasil tentu belum memuaskan, namun ia menilai performa timnya “tidak terlalu jelek”.
“Pertama tentu dari hasil gol yang terjadi tentu kita tak puas. Tapi kami dalam hal ini ada beberapa hal positif yang kita lakukan dan secara kesimpulan pun tim, saya pikir tak terlalu bermain jelek,” ujar Indra.
Sementara itu, pelatih Mali, Fousseni Diawara, mengungkapkan rasa puasnya meski mengakui bahwa kemenangan ini “sedikit beruntung”.
“Kami sangat puas dengan pertandingan ini. Kami senang bisa mencetak gol sangat cepat. Itu membantu kami masuk ke permainan dan mendapatkan kepercayaan diri,” kata Diawara.
Ia juga memberi pujian terhadap Indonesia yang menurutnya punya “kedewasaan tertentu” dan beberapa kali membahayakan sayap kami.
Read More:
- 1 Kartu Merah, Gol Pedro, dan Kebangkitan Armando, Semen Padang Akhirnya Menang di Liga 1
- 2 Rumania Hancurkan San Marino 7-1 di Laga Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 3 Gemuruh di Cheste, Kemenangan Critikal Marco Bezzecchi, Dominasi Aprilia & Kisah Emosional di Balik Lintasan
Sorotan dan catatan penting
Indonesia melakukan pergantian pemain lebih sedikit dibanding uji coba sebelumnya hanya maksimal lima pemain mengikuti regulasi yang disepakati kedua tim. Hal ini membuat beberapa pemain utama belum diturunkan.
Dalam skuad yang berjumlah 23 pemain, nama-nama seperti Rayhan Hannan dan Arkhan Fikri tidak masuk karena cedera atau pemulihan.
Mali membuka keunggulan dengan cepat, dan gol tersebut menjadi kunci psikologis yang kemudian mengubah dinamika permainan Indonesia tampak lebih terburu-buru dan kurang matang dalam konstruksi.
Makna dan pandangan ke depan
Kekalahan ini tentu menjadi evaluasi penting bagi pengembangan tim Indonesia menjelang SEA Games 2025 di Thailand. Pelatih Indra menegaskan bahwa meski hasil negatif, ada fondasi yang bisa dibangun: kerja keras para pemain, keberanian dalam serangan, dan potensi yang masih bisa diasah lebih lanjut.
Dari sisi Mali, kemenangan ini memberi kepercayaan diri besar bahwa mereka bisa tampil efektif ketika menghadapi tim Asia dengan gaya permainan yang mungkin berbeda. Diawara menyoroti bahwa Indonesia bisa menjadi tantangan serius bagi tim-tim lain jika terus terkoneksi dengan baik.
Meski tampil di kandang sendiri dan punya momentum sebagai persiapan menuju agenda besar, Indonesia gagal memanfaatkan dan justru kecolongan tiga gol dari lawan yang disiplin. Namun bukan berarti segalanya negatif pelatih dan pemain sudah menunjukkan unsur positif yang harus dikembangkan. Untuk Mali, kemenangan ini bukan hanya soal angka, melainkan bukti bahwa program tim mereka berjalan dengan baik di level U-22.
(java)








