POJOK OPINI

Mengungkap G-Force, Bagaimana Tubuh Manusia Melawan Kecepatan Ekstrim!

×

Mengungkap G-Force, Bagaimana Tubuh Manusia Melawan Kecepatan Ekstrim!

Sebarkan artikel ini

KABAMINANG.com – Tecno, Jika kita bicara soal kekuatan yang tak terlihat, tapi bisa menghajar tubuh manusia sampai lutut bergetar, kepala berdenyut, bahkan membuat pilot pesawat tempur pingsan seketika… maka jawabannya adalah G-Force.

Istilah ini sering muncul di film perang udara, balapan Formula 1, dunia luar angkasa, roller coaster ekstrem, sampai riset pertahanan modern. Tetapi kebanyakan orang hanya tahu G Force itu “tekanan karena kecepatan tinggi” padahal konsep ini jauh lebih dalam, brutal, dan menarik ketika dibongkar lebih detail.

Apa itu G-Force?

G-Force adalah singkatan dari “Gravitational Force” atau Gaya Gravitasi.
Sederhananya: ini adalah ukuran berapa kali lipat percepatan gravitasi bumi sedang menekan tubuh kita.

Saat kamu berdiri normal di tanah → kamu merasakan 1G.

Kalau kamu naik jet tempur yang melakukan manuver vertikal ekstrem, percepatan bisa naik ke 7G – 9G.
Artinya tubuhmu seolah punya berat 7 sampai 9 kali lebih berat dari normal.

Bayangkan kalau kamu punya berat 70kg → di 9G tubuhmu terasa seperti 630kg.
Itu kekuatan yang mampu memeras darah ke satu arah, menghancurkan fokus, bahkan memaksa otak kehilangan suplai oksigen.

Kenapa tubuh manusia bisa blackout karena G-Force tinggi?

Darah selalu melawan gravitasi untuk naik ke otak.
Saat G-Force meningkat, darah tertarik ke bawah (kaki / perut) dengan tekanan ekstrim.
Akibatnya otak kekurangan oksigen → muncullah gejala:

Penglihatan mulai menggelap (grey-out)

Penglihatan hilang (black-out)

Pingsan (G-LOC: G-induced Loss Of Consciousness)

Pilot tempur dilatih khusus untuk melawan fenomena ini, menggunakan teknik pernapasan tekanan dan flight G-suit khusus yang menekan tubuh agar darah tetap stabil naik ke otak.

Varian G Force

G Force Type Arah Tekanan Waktu Kecepatan Meningkat

+G Tekanan ke bawah (paling umum terjadi)
-G Tekanan ke atas (bisa bikin kepala pecah / pembuluh pecah)
Lateral G Tekanan kiri/kanan seperti drifting balap

Balap F1 lebih banyak kena lateral G
Jet tempur lebih banyak kena vertical G
Roket SpaceX / NASA kena kombinasi G yang jauh lebih kompleks

Dimana G-Force dipakai dan dianalisis?

Walau identik dengan pilot dan astronot, sebenarnya engineering modern hampir di semua bidang serius sudah memonitor G-Force, contohnya:

crash test mobil → menentukan seberapa fatal tabrakan

desain kabin pesawat komersial

riset sport science balap MotoGP / F1

roller coaster extreme parks seperti di Jepang / Amerika

industri roket, satelit, NASA, SpaceX

racing drone dan sistem autopilot AI flight controller

biomekanik olahraga keras seperti UFC / American Football

Semakin tinggi G Force, semakin keras tubuh mengalami benturan, tekanan, stress struktural dan tekanan internal organ.

Teknologi sensor yang menghitung G Force

G Force bisa diukur dengan sensor bernama accelerometer.
Sensor ini bahkan sudah ada di smartphone yang kamu pegang, yang mendeteksi rotasi, miring, putar, jatuh, shake, dll.

Tetapi accelerometer kelas militer dan aerospace jauh lebih presisi, sensitif, dan tahan kerasnya vibrasi ekstrem.

G-Force dalam dunia penerbangan dan roket

Untuk pilot tempur, angka 9G adalah batas aman maksimum manusia normal.

Tetapi roket saat lepas landas bisa memberi tekanan 3G – 7G menekan tubuh selama beberapa detik secara brutal.
Di masa Apollo NASA, astronot sering mengalami tekanan 7G saat roket Saturn V memuntahkan daya kecepatan keluar atmosfer planet.

SpaceX modern / Starship juga memonitor G Force agar peluncuran tetap dalam batas aman tubuh manusia.

Bagaimana F1 driver melawan G Force?

Pembalap Formula 1 bisa mengalami 5G saat pengereman keras mendekati tikungan cepat.
Mereka harus melatih leher, pernapasan, stabilitas torso, kekuatan inti, untuk menahan G Force itu selama 2 jam balap penuh.

Driver F1 punya kekuatan leher yang bisa jauh lebih kuat dari atlet angkat beban biasa karena mereka harus menopang kepala + helm + gaya G secara konstan.

Kesimpulan

G-Force bukan sekedar istilah keren yang ada di film.
Ini adalah salah satu kekuatan paling nyata yang membatasi desain mesin, membatasi eksplorasi luar angkasa, membatasi kecepatan teknologi modern.

Manusia ingin melesat lebih cepat.
Tapi tubuh kita punya batas biologis.

Masa depan aerospace, space tourism, hyperloop, sampai supersonic transport semuanya akan kembali diuji oleh pertanyaan yang sama:

“Seberapa cepat tubuh manusia bisa bertahan sebelum G Force menghancurkannya?”

Dan pertanyaan itulah yang terus menantang kemampuan insinyur, ilmuwan, pembalap, dan pilot… hingga hari ini.

(TKB)