Oleh: Cinta Zulvionita
KABAMINANG.com, Unand – Padang, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peran penting dalam perekonomian
nasional, terutama di sektor kuliner. Namun, banyak pelaku UMKM masih menghadapi
tantangan dalam mengelola keuangan usahanya secara rapi dan sistematis. Pencatatan yang hanya berdasarkan ingatan atau tidak dilakukan sama sekali dapat menyulitkan mereka
dalam mengontrol pengeluaran dan menghitung keuntungan secara akurat.
Salah satu contoh UMKM kuliner adalah Rumah Makan Ampera Perdana Jaya, yang telah beroperasi di kawasan strategis dan memiliki pelanggan tetap. Penelitian ini bertujuan
untuk menggambarkan bagaimana praktik pengelolaan keuangan diterapkan oleh pemilik usaha serta tantangan yang mereka hadapi.
Metode yang digunakan adalah wawancara semi-terstruktur secara langsung dengan
pemilik usaha, untuk mengetahui proses pencatatan keuangan, perencanaan pengeluaran, dan cara mereka mengantisipasi perubahan harga bahan pokok.
Berdasarkan wawancara, diketahui bahwa pengelolaan keuangan di Rumah Makan Ampera Perdana Jaya masih dilakukan secara manual dan sederhana. Pemilik menyatakan bahwa
mereka belum memiliki buku kas atau sistem pencatatan harian. Sebagian besar transaksi hanya diingat, dan pembelian bahan baku dilakukan berdasarkan kebutuhan mendesak.
“Biasanya kalau ada uang masuk atau keluar, kami hanya ingat-ingat saja. Kalau bahan habis, ya langsung beli lagi,” ujar pemilik.
Semua proses keuangan dikelola langsung oleh pemilik dan pasangannya. Tidak ada staf khusus yang menangani keuangan karena keterbatasan sumber daya dan kebiasaan
mengelola usaha sendiri.
Pencatatan sesekali dilakukan di kertas, namun tidak konsisten. Akibatnya, evaluasi terhadap pengeluaran dan keuntungan usaha sulit dilakukan secara akurat.
Pemilik juga menyadari pentingnya pencatatan yang baik.
Mereka mengaku pernah merasa “jualan ramai, tapi uang cepat habis” karena tidak ada data yang bisa dianalisis. Untuk
menghadapi naiknya harga bahan, pemilik menyisihkan sebagian keuntungan sebagai cadangan darurat, meskipun belum memiliki sistem yang jelas.
Salah satu karyawan menyatakan bahwa seluruh urusan keuangan dan pembelian bahan
baku ditangani langsung oleh pemilik. Ia merasa bahwa pencatatan keuangan yang lebih rapi akan membantu kelancaran operasional, terutama dalam mengatur stok bahan agar tidak
sering habis mendadak. Karyawan juga berharap ke depan ada sistem yang lebih tertata agar pekerjaan bisa lebih efisien dan pemilik tidak terlalu kewalahan
Beberapa pelanggan yang diwawancarai oleh penulis memberikan tanggapan positif
terhadap pelayanan dan kualitas makanan yang ditawarkan oleh Rumah Makan Ampera Perdana Jaya.
Berikut beberapa kutipan dari pelanggan:
“Saya sering makan di sini karena rasanya cocok di lidah dan harganya terjangkau. Cocok buat mahasiswa seperti saya. Walaupun tempatnya sederhana, tapi pelayanannya cepat dan ramah.”
Read More:
- 1 Inovasidan Manajemen Kunci UMKM Eriza Cell Unggul di Tengah Persaingan
- 2 Strategi Pemasaran Pecel Ayam Badaso Cafe di Business Center Universitas Andalas
- 3 Manajemen Arus Kas dan Pengendalian Biaya ProduksiUMKM Gorengan Buk Yus
KABAMINANG
“Sudah langganan makan di sini sejak dua tahun lalu. Yang bikin saya balik lagi itu porsinya pas, harga bersahabat, dan makanannya selalu hangat. Semoga usahanya lancar terus.”
“Kalau lagi belanja ke pasar dekat sini, saya suka mampir makan siang. Tempatnya bersih dan menunya beragam. Walaupun rumah makan kecil, tapi kualitas makanannya tidak
kalah.
Dari wawancara tersebut, dapat diidentifikasi beberapa tantangan utama dalam pengelolaan keuangan:
- 1. Belum adanya pencatatan keuangan yang rutin dan rapi.
- 2. Keuangan usaha masih tercampur dengan keuangan pribadi.
- 3. Sulit mengetahui keuntungan bersih secara pasti.
- 4. Minimnya pengetahuan tentang manajemen keuangan UMKM.

Rumah Makan Ampera Perdana Jaya mencerminkan kondisi sebagian besar UMKM kuliner di Indonesia, di mana pengelolaan keuangan belum menjadi prioritas utama.
Meskipun usahanya berjalan lancar, kurangnya pencatatan keuangan menyebabkan kesulitan dalam
mengelola pengeluaran, menyusun perencanaan, dan memantau keuntungan secara jelas Untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan keuangan, pemilik usaha disarankan untuk:
1. Menggunakan buku kas sederhana atau aplikasi pencatatan digital seperti Buku Warung.
2. Memisahkan uang usaha dan uang pribadi agar tidak tercampur.
3. Mengikuti pelatihan dasar pengelolaan keuangan UMKM dari lembaga pemerintah atau swasta.
Tempat penyajian makanan di Rumah Makan Ampera Perdana Jaya yang menunjukkan variasi menu yang tersedia.
(CZ/KBM)
(Sumber: Dokumentasi Cinta Zulvionita)