Oleh : Muhammmad Hafizh Khan
KABAMINANG.com, Unand – Padang, Sejak lama rempah-rempah dari Indonesia dikenal sebagai komoditas yang bernilai tinggi, bahkan menjadi salah satu alasan bangsa asing datang ke Nusantara. Hingga kini, rempah masih memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai bumbu masakan, bahan obat-obatan tradisional, maupun komoditas ekspor. Melihat peluang itu, seorang pengusaha kecil bernama pak Arifin bersama istrinya buk yanti membangun usaha rempah – rempah.
Usaha ini berdiri sejak 1 Januari 2017 berlokasi di kota Padang Panjang tepatnya di pasar sayur lama jln imam bonjol blok A no 20, Bermula dari pemilik usaha yang berhenti dari bekerja kantoran dengan alasan dengan gaji yang tidak memadai untuk kebutuhan keluarga. Sebelum memulai membuka usaha pemilik belajar terlebih dahulu selama 3 bulan di tempat saudara yang juga memiliki usaha yang sama.
Selain itu, semangatnya tak lepas dari latar belakang keluarga. Sejak kakeknya, usaha rempah sudah akrab dengan kehidupan keluarganya. Passion yang diturunkan inilah yang menjadikannya yakin bahwa rempah merupakan usaha yang tidak musiman, bahkan “tidak lekang oleh zaman”.
Dengan memakai toko yang di pinjamkan oleh saudara mulailah pemilik dengan modal 4 juta rupiah membeli berbagai macam dagangan seperti kayu manis, cengkeh, pala, kopi, pinang, kemiri, pala, kopra, dan kapu laga .
Seiring berjalannya waktu pemilik mempelajari ternyata dari semua jenis dagangan yang ada yang paling rumit itu adalah jual beli kayu manis karena dalam satu ikat atau bal kayu manis pemilik harus bisa memperkirakan berapa persen kadar air yang tinggal dan berapa besar persen masing masing grade barang seperti SP, AA, A, KA, KF, dan KM.
Dengan semakin banyak pesaing baru pemilik harus memikirkan cara mempertahankan pelanggan yang telah ada dan memperoleh pelanggan yang baru. cara mempertahankan yang sudah ada dengan cara pemilik mengedukasi kepada petani tentang tingkat kekeringan dan kualitas barang . pemilik juga memberikan harga kepada petani sesuai dengan harga pasaran yang ada dan juga harus jujur kepada petani tentang kualitas barang yang di jual.
“Jika barang yang petani jual kepada saya sudah bagus, saya juga tidak boleh menekan harga kepada petani dengan alasan kualitas barang kurang bagus. Intinya kita harus jujur kepada petani. Selain itu timbangan saya juga harus jujur karena ini juga bisa memengaruhi kepercayaan petani” ucap pak Arifin sebagai pemilik usaha
Untuk mendapatkan pedagang baru dan sekaligus mempertahankan usaha, pemilik usaha harus memberikan harga yang kompetitif, memperluas jaringan relasi dengan luasnya relasi yang dimiliki pemilik usaha bisa tau dimana bisa menjual barang dengan harga tinggi dan mendapatkan barang yang lebih murah.
Read More:
- 1 Manajemen Arus Kas dan Pengendalian Biaya ProduksiUMKM Gorengan Buk Yus
- 2 Pengelolaan Keuanganpada UMKM Kuliner: Studi Rumah MakanAmpera Perdana Jaya
- 3 Rahasia Sukses Menyala Dimsum: Gabungan Rasa Lezat, Taktik Cerdas, dan Layanan Hangat
Salah satu cara untuk mendapatkan pelanggan biasanya pemilik usaha turun ke lapangan seperi pergi ke kampung – kampung bertemu dengan petani langsung. Selain itu Pemilik usaha juga mengunjungi pengepul – pengepul yang ada di luar daerah lain untuk mendapatkan jumlah barang yang lebih banyak.
“ketika kita menjalin kerja sama dengan orang lain saya harus jujur dengan kualitas barang yang dimilki, harga yang kompetitif, membangun hubungan emosional yang baik, dan saya juga harus ber hati – hati ketika bertranksaksi dengan petani ketika membeli barang mereka karena terkadang ada yang menipu. ” ucap pak Arifin
Kendala yang di hadapi ketika menjalankan bisnis Adalah banyaknya pesaing baru yang muncul sehingga pembeli memiliki banyak pilihan untuk mendapatkan rempah rempah dengan harga yang murah.
Selanjutnya keterbatasan modal dengan modal yang minim pemilik usaha memiliki keterbatasan dalam men stok barang apalagi ketika harga barang sedang turun itu akan terasa berdampak sekali kepada pemilik usaha dan apabila terjadi penurunan harga pasar pemilik tidak bisa menahan barang sehingga harus terpaksa menjual barang karena keterbatasan modal.
Fluktasi harga barang juga menjadi hambatan bagi pemilik usaha, harga rempah rempah bisa naik dan juga bisa turun tergantung cuaca, musim panen, permintaan pasar dunia, dan lainnya. Hal ini sering memengaruhi stabilitas usaha jadi pemilik usaha harus benar benar memikirkan strategi penjualan ketika kondisi seperti ini.
Pemilik usaha juga harus cepat mengatahui fluktasi perubahan harga, karena barang rempah rempah ini juga berpatokan dengan harga internasional. Contoh seperti barang cokelat setiap hari harga bisa berubah, barang kemiri kalau musim panen otomatis harga pasti turun, berbeda untuk harga pinang dan kopi perubahan harga bisa dibilang cukup agak stabil.
Berbeda dari yang lain kayu manis sangat bergantung pada harga internasional karena banyak dimintak untuk keperluan ekspor mayoritas negara eropa dan amerika.
Bagi pemilik usaha fanatisme petani yang lumayan sulit untuk di hadapi, petani biasanya karena sudah ada langganan untuk menjual hasil tani mereka karena sudah fanatic mereka akan susah untuk menarik mereka untuk menjual hasil tani mereka kepada kita meskipun kita telah membeli harga yang lebih tinggi dari pada pengepul lain.
“Petani biasanya akan juga merekomendasikan tempat yang mereka jual kepada sesame petani jadi sebaiknya kita sebagai pemiliki usaha harus bisa menjaga kepercayaan petani dan membangun hubungan yang baik dengan mereka”. Ucap pak arif
(MHK/KBM)