Oleh : Kamila Luqyana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Andalas
KABAMINANG.com, Unand – Padang – Serabi adalah salah satu jajanan tradisional yang sudah sangat dikenal oleh masyarakat dan memiliki peminat yang cukup banyak disetiap kalangan manusia. Serabi ini disajikan dengan berbagai macam cara salah satunya menyajikannya dengan kuah santan yang di beri gula aren sebagai pemanis kuah santan dan juga ada sedikit aroma daun pandan untuk memberikan bau harum terhadap kuah serabi.
Untuk menemukan serabi ini cukup mudah biasanya serabi sering dijual dipasar-pasar tradisional, jajanan di pinggir jalan, atau dijual oleh penjual di kios-kios yang didirikannya.
Serabi ini biasanya di jual dengan harga yang lumayan terjangkau yang biasa nya dijual sekitar harga Rp. 5.000 sampai Rp. 10.000 seporsinya dimana satu porsi serabi itu bisa berisi 6-7 buah serabi. Serabi ini bisa menjadi ladang usaha bagi masyarakat yang ingin memulai usaha dengan minim modal dan dalam memproduksi serabi juga tidak sesusah membuat UMKM makanan lainnya.
Dampak Penjualan Serabi dalam Pendukung Ekonomi Keluarga
“Saya menjual serabi ini sudah sejak sekitar tahun 2006, yang mana pada saat itu saya menjual serabi untuk mengisi menu makan di sebuah Tk dan dari sejak itu saya meneruskan menjual serabi ini hingga kini untuk penghasilan keluarga,” ungkap Buk Tuti, seorang penjual serabi Dapur Ummi.
Dari dulu hingga sekarang serabi tetap menjadi makanan favorit di sebagain kalangan masyarakat yang mana menjadikan bisnis serabi ini tidak akan berhenti begitu saja dan tetap terus ada yang menjualnya.
Buk Tuti pemilik usaha serabi telur Dapur Ummi ini. Beliau dalam menjual atau menjajakan dagangannya dengan cara menjualnya secara online dengan mempromosikan kepada teman-teman dan tetangga dengan cara Pre Order (PO) atau menitipkannya ke kantin-kantin sekolah.
Buk Tuti menggunakan konsep pemasaran secara online dalam penjualannya karna dapat lebih fleksibel dalam penjualannya.
“Saya tidak setiap harinya menjual serabi, biasanya saya menjual serabi itu sering nya pada hari Sabtu dan Minggu, dan selain hari itu saya biasa menerima pesanan PO, pesanan ini itu paling banyak yang pernah saya terima 1.600 buah serabi itu waktu itu saya menerima pesanan untuk acara pernikahan, dan biasanya juga saya menjual serabi di hari biasa kalo tidak ada kerjaan menjahit yang mendesak, dan terkadang juga saya menerima pesanan 500,300,400 buah serabi dan juga pernah ada 50 serabi dan biasanya kalo ada pesanan sedikit saya buka PO untuk jual serabi,”tuturnya.
“Keuntungan yang saya dapatkan dalam jual serabi ini sekitar Rp. 3.000 sampai Rp. 4.000 aja, karena tergantung berapa harga modal bahan yang saya beli, dan saya membeli bahan itu yang berkualitas apalagi kalo beli gula aren, karena pemilihan gula aren yang bagus kualitasnya bagus juga hasil kuah serabinya, kayak lebih harum dan rasanya juga lebih enak,”tambahnya.
Read More:
- 1 Manajemen Arus Kas dan Pengendalian Biaya ProduksiUMKM Gorengan Buk Yus
- 2 Transformasi Toko DUTA ; Dari Konvensional Ke Layanan Keuangan Terpadu
- 3 Dari Car Free Day Hingga Gor Haji Agus Salim Padang: Strategi Jitu Matchabae.pdg Berawal dari Hobi Matcha
Gambar serabi Dapur Ummi setelah dikemas
Serabi ini menjadi salah satu mata pencarian bagi Buk Tuti untuk keluarganya. Beliau juga berusaha untuk memeberikan kualitas yang terbaik dalam menjual produknya dimasyarakat, selain itu beliau juga memperhatikan kebersihan dan kerapian juga terhadap produk yang di jualnya.
“Saya cukup sering juga merasakan serabi telur Dapur Ummi ini, rasanya itu memang enak dan harum dari kuah nya dan manisnya juga yang dapat disantap dengan santai bersama keluarga ataupun untuk acara-acara seperti arisan,”ucap Pak Win, salah satu konsumen serabi telur Dapur Ummi.
“Saya juga sering mencoba makan serabi telur ini, saya sering makannya itu saat-saat arisan kalau bersama beliau, beliau terkadang membawanya sebagai hidangan arisan, menurut saya serabi ini memang enak dan rasanya kuah nya itu yang tidak terlalu manis dan manisnya itu juga alami jadi ini akan cocok buat orang yang ingin makan makanan yang mengurangi gula, dan untuk serabinya satu porsi lumayan banyak jadi bisa puas makannya,” tutur Buk Las, konsumen serabi telur Dapur Ummi
Buk Tuti ini berjualan hanya dibantu oleh anak nya saja, beliau tidak memiliki karyawan, dan Buk Tuti ini juga membuka jasa untuk mengantarkan serabi ke konsumen yang memesan dan biasanya yang mengantarkan adalah anak beliau.
Buk Tuti mempunyai usaha lainnya juga, beliau menerima jahitan baju juga dan selain itu beliau juga punya usaha martabak telur mini yang mana itu semua beliau lakukan sendiri untuk memenuhi kebutuhan keluarga beliau. Beliau juga menjual dagangannya juga hanya dirumah dan secara online juga dengan menitipkan ke kantin-kanting sekolah.
Dalam menjual serabi dari tahun 2006 hingga sekarang adalah perjalanan panjang beliau dalam membuat usaha sendiri, dan itu sekarang sudah mulai berkembang dengan banyaknya orang mengenal usaha serabinya dan tidak itu para pelanggannya juga bisa memesannya dalam jumlah besar sesuai keinginan konsumennya. Dan serabi ini adalah salah satu sandaran ekonomi beliau. Akankan nantinya usaha beliau akan lebih besar lagi berkembang? Semoga saja.
(KL/KBM)
(Sumber: Dokumentasi Buk Tuti)