Oleh : Hana Zahra Salsabila
(Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Andalas)
KABAMINANG.com, Unand – Padang – Makanan memiliki peranan penting bagi kita semua, terkhusus bagi mahasiswa. Banyaknya kesibukan seperti proses pembelajaran akademik, kepanitiaan, organisasi, hingga lomba menjadikan banyaknya mahasiswa ingin memenuhi kebutuhan makan dengan pilihan yang cepat saji, terjangkau, dan pastinya sesuai dengan selera. Karena itulah, kantin ataupun caffe di lingkugan kampus menjadi tempat strategis untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa.
Universitas Andalas sendiri memiliki Bussiness Center atau biasa disebut dengan BC sebagai salah satu tempat makan mahasiswa yang selalu ramai pengunjung.
Mahasiswa yang datang ke BC juga tidak hanya dari mahasiswa UNAND sendiri, tetapi juga mahasiswa PNP, UPI YPTK, dll. Bussiness Center terletak di dalam kawasan Universitas Andalas, tepatnya di dekat Asrama Universitas Andalas.
Tak hanya tersedia berbagai jenis makanan dari bermacam pula food court, di BC ini sendiri juga terdapat percetakan serta kebutuhan harian yang terletak di lantai 2.
Tak heran Bussines Center ini menjadi andalan para mahasiswa karena tempatnya yang strategis, harga yang terjangkau dan juga lengkap. Bahkan selalu ditemukan setiap harinya terlebih jam makan siang, para mahasiswa mengerjakan tugas mandiri maupun berkelompok di BC.
Abah Lamo Cafe adalah salah satu food court yang ada di BC dan terletak di barisan kanan gerobak kedua jika melalui pintu masuk kanan (depan asrama putri). Abah Lamo Cafe juga menjual berbagai macam jenis makanan berat, mulai dari ayam, ikan, bahkan juga sayuran.
Diantara banyaknya pilihan makanan dari bermacam food court di BC, ayam geprek khususnya di Abah Lamo Cafe menjadi favorit bagi banyak mahasiswa.
Ibu Nurlis, seorang karyawan yang selalu melayani di Abah Lamo Cafe mengungkapkan bahwa ayam geprek di Abah Lamo Cafe itu selalu habis setiap harinya, bahkan terkadang ia harus memasak ayam hingga 2 kali dalam sehari karena tingginya permintaan.
Menu sederhana ini berhasil mencuri perhatian karna rasanya yang khas, harga ramah di kantong, serta promosi yang dekat dengan gaya hidup mahasiswa. Namun di balik kepopulerannya, ada beberapa strategi pemasaran yang membuat ayam geprek ini mampu bertahan di tengah persaingan kuliner yang kuat.
Pertama, ayam geprek di Abah Lamo Cafe ini menawarkan menu yang menarik. Ayam geprek ini adalah ayam goreng tepung yang dilengkapi dengan sambalnya yang khas, kemudian disajikan bersama nasi, tahu, tempe, dan lalapan segar seperti timun dan kol.
Kesederhanaan menu ini justru menjadi kekuatan tersendiri. Mahasiswa tidak lagi bingung memilih variasi, karena cita rasa pedas dan gurih dari sambalnya sangat pas untuk memuaskan selera.
“Variasi sambal untuk ayam geprek ini sebenarnya ada dua, yaitu sambal pedas dan saus, tetapi yang paling diminati pembeli adalah sambal pedas nya ini,” ujar pemilik dari Abah Lamo Cafe. Selain itu porsinya pas untuk mengenyangkan dengan harga yang terjangkau.

Ayam Geprek Abah Lamo Cafe ( Sumber: Dokumentasi Hana)
Daya tarik menu ini terletak pada konsistensi rasa sambal dan kerenyahan ayam. Dengan mempertahankan kualitas yang stabil, ayam geprek mampu menciptakan pengalaman kuliner untuk mahasiswa ketika mencari makan yang cepat, hemat, dan enak.
Read More:
- 1 Strategi Pemasaran Bika Bakar Andalas Untuk Meningkatkan Pelanggan
- 2 Rahasia Sukses Menyala Dimsum: Gabungan Rasa Lezat, Taktik Cerdas, dan Layanan Hangat
- 3 Inovasidan Manajemen Kunci UMKM Eriza Cell Unggul di Tengah Persaingan
Kedua, harga adalah faktor yang paling sensitif terutama bagi mahasiswa. Dengan harga Rp10.000 (tanpa nasi), dan Rp13.000 (dengan nasi), ayam geprek ini diposisikan sebagai makanan yang murah, bernilai, dan juga mengenyangkan.
Strategi ini penting karena mahasiswa memiliki keterbatasan dalam daya beli, sehingga dengan harga yang ditawarkan membuat mahasiswa tidak ragu untuk berulang kali membelinya.
Keterjangkauan inilah yang menjadi alasan utama mahasiswa menjadikan ayam geprek sebagai menu makan siang ataupun malam.
Nisa (18), seorang mahasiswa Unand, mengatakan bahwa ia sudah berkali-kali membeli ayam geprek disini.
“Saya sudah menjadi langganan disini karna hampir tiap hari membeli ayam gepreknya, selain rasanya yang konsisten dan aman di kantong anak kos, penjualnya yang ramah membuat saya pingin kesini terus-terusan,” ungkapnya.
Ketiga, lokasi yang menjadi faktor keberhasilan ayam gepreknya Abah Lamo Cafe. Kesa (18), merupakan mahasiswa Unand mengatakan,
“Yang saya suka dari BC ini karena dekat dari kampus, jadi selang waktu menunggu kelas berikutnya, saya bisa menunggu di BC sekalian makan siang, agak rugi kalau pulang karena jarak dari kampus ke rumah juga lumayan jauh”.
BC Unand berada di lingkungan kampus dan strategis yang membuat mahasiswa tidak perlu jauh-jauh keluar kampus untuk mendapatkan makanan cepat saji dengan harga yang terjangkau.
Terakhir, bentuk promosi yang unik. Abah Lamo Cafe lebih mengandalkan promosi alami. Strategi utama mereka adalah word of mouth, yaitu promosi dari mulut ke mulut antar mahasiswa.
Mahasiswa cenderung mempercayai rekomendasi dari temannya. Ketika seseorang merasa puas dengan rasanya, informasi itu akan cepat menyebar ke teman sekelas, kelompok, organisasi, bahkan teman satu kos. Cara ini terbukti efektif, karena jumlah pembeli dapat meningkat hanya karena cerita positif konsumen sebelumnya.
Selain itu, banyaknya orang di lokasi Business Center terutama pada food court Abah Lamo Cafe sudah menjadi bentuk promosi. Mahasiswa yang berlalu lalang dapat melihat langsung aktivitas penjualan antara penjual dan pembeli, dan aroma masakan yang sangat mengunggah selera.
Faktor seperti ini secara tidak langsung menarik banyak mahasiswa untuk mencobanya. Promosi semacam ini, bahkan lebih efektif dan terkesan berjalan apa adanya.
Hal ini menunjukkan bahwa pemasaran tidak selalu membutuhkan strategi rumit. Bahkan dengan cara yang sederhana, jika sesuai dengan kebutuhan konsumen, usaha kuliner bisa meraih kesuksesan.(HZS/KBM)
Doc : Hana Zahra Salsabila
Padang, 21 September 2025