KABAMINANG.com – Jakarta, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dijadwalkan bertolak malam ini menuju New York, Amerika Serikat, untuk menghadiri Sidang Majelis Umum Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80.
Kunjungan ini menjadi kesempatan strategis bagi Indonesia untuk memperkuat peranannya di panggung global.
Sesuai jadwal resmi yang diterima, Presiden Prabowo akan menyampaikan pidato pada urutan ketiga dalam sesi Debat Umum PBB pada 23 September 2025, tepat setelah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat.
Pidato ini diharapkan menegaskan komitmen Indonesia sebagai pemimpin Global South, dengan fokus pada agenda reformasi tata kelola dunia yang lebih adil dan inklusif. Sidang tahun ini tidak hanya menjadi ajang diplomasi tingkat tinggi, tetapi juga momentum bagi Indonesia untuk menampilkan visi kepemimpinannya dalam isu-isu global seperti keadilan ekonomi, perubahan iklim, dan perdamaian internasional.
Sebelum mendarat di New York, rombongan presiden akan singgah beberapa jam di Osaka, Jepang, untuk mengisi ulang bahan bakar pesawat sekaligus mengunjungi Paviliun Indonesia di Osaka Expo 2025.
Paviliun ini menampilkan inovasi dan budaya Indonesia, memperkuat hubungan bilateral dengan Jepang di tengah momentum pameran dunia tersebut.
Read More:
- 1 Ombudsman RI: Hati-hati dengan Maladministrasi Kepegawaian ASN
- 2 Presiden Prabowo Resmikan Akad Massal 26 Ribu KPR FLPP, Bukti Negara Hadir untuk Rakyat Kecil
- 3 TVRI Pegang Hak Siar Piala Dunia 2026, Tayangan Gratis untuk Semua Lapisan Masyarakat
Kunjungan Presiden Prabowo tidak berhenti di AS. Pada 24 September 2025, ia akan melanjutkan perjalanan ke Ottawa, Kanada, untuk bertemu Perdana Menteri Justin Trudeau.
Pertemuan ini diantisipasi membahas isu perdagangan bilateral, investasi berkelanjutan, dan kerjasama di sektor energi terbarukan, mengingat Kanada sebagai mitra penting Indonesia di Amerika Utara.
Selanjutnya, pada 26 September 2025, Presiden akan tiba di Den Haag, Belanda, untuk audiensi dengan Raja Willem-Alexander serta Caretaker Perdana Menteri Dick Schoof.
Agenda di Belanda mencakup diskusi mengenai hubungan historis kedua negara, isu hak asasi manusia, dan kolaborasi di bidang pertahanan serta ekonomi hijau, seiring dengan posisi Belanda sebagai pusat hukum internasional.
Perjalanan ini menandai salah satu agenda luar negeri awal pemerintahan Prabowo yang dinamis, menekankan diplomasi aktif untuk memajukan kepentingan nasional Indonesia di tengah dinamika geopolitik global. Pemerintah berharap kunjungan ini dapat mempererat jaringan internasional dan membawa manfaat konkret bagi rakyat Indonesia.
(MB)