London, KABAMINANG.com – Crystal Palace mencatatkan malam bersejarah di Wembley Stadium, Minggu (10/8/2025), setelah menumbangkan Liverpool lewat drama adu penalti 3-2 usai bermain imbang 2-2 di waktu normal. Kemenangan ini menambah koleksi trofi mereka dalam tiga bulan terakhir, setelah sebelumnya sukses menjuarai Piala FA.
Pertandingan dimulai dengan tempo tinggi. Liverpool langsung unggul di menit ke-4 melalui Hugo Ekitike yang memanfaatkan umpan terukur dari Jeremie Frimpong. Palace yang tersentak langsung merespons. Tekanan mereka membuahkan hasil di menit ke-17 ketika Jean-Philippe Mateta sukses mengeksekusi penalti setelah Ismaïla Sarr dilanggar di kotak terlarang.
Namun, hanya empat menit berselang, Liverpool kembali memimpin. Kali ini Frimpong mencatatkan namanya di papan skor setelah memanfaatkan bola muntah dari tendangan jarak jauh Alexis Mac Allister yang sempat ditepis Dean Henderson.
Palace terus berusaha mencari celah, dan kesabaran mereka terbayar di menit ke-77. Sarr memanfaatkan umpan terobosan Michael Olise untuk menaklukkan kiper Liverpool Alisson Becker, mengubah skor menjadi 2-2. Gol ini membangkitkan semangat Palace sekaligus membuat laga semakin sengit.
Waktu normal berakhir imbang, dan sesuai format Community Shield, pertandingan langsung dilanjutkan ke adu penalti. Di sinilah Dean Henderson menjadi pahlawan sejati. Kiper Palace itu menggagalkan eksekusi Mac Allister dan Harvey Elliott, sementara Mohamed Salah hanya mampu melihat bola tendangannya melambung di atas mistar.
Penalti penentu dieksekusi Justin Devenny dengan tenang, memastikan kemenangan Crystal Palace dan mengukir sejarah baru: gelar Community Shield pertama bagi klub berjuluk The Eagles itu.
Pelatih Palace, Oliver Glasner, memuji mental juara timnya.
Read More:
- 1 Cambiaso Borong Dua Gol, Juventus Tumbangkan Dortmund 2-1 di Signal Iduna Park
- 2 Chelsea Hantam AC Milan 4-1, João Pedro dan Delap Bersinar di Stamford Bridge
- 3 Crystal Palace Gagal Berlaga di Liga Europa, CAS Tolak Banding Klub
“Kami menunjukkan bahwa kami bukan hanya pemenang Piala FA, tapi juga tim yang siap bersaing untuk lebih banyak trofi. Dua gelar dalam tiga bulan adalah hasil kerja keras dan keyakinan,” ujarnya seusai laga.
Sementara itu, pelatih Liverpool Arne Slot mengakui timnya perlu memperbaiki sektor pertahanan.
“Kami mencetak gol yang bagus, tapi kami juga terlalu mudah kebobolan. Kami harus lebih rapat di belakang jika ingin bersaing di musim ini,” kata Slot.
Kemenangan ini bukan hanya soal mengangkat trofi, tapi juga simbol kebangkitan Crystal Palace di level tertinggi. Meskipun masih menunggu putusan CAS terkait status mereka di kompetisi Eropa, para pendukung The Eagles boleh bermimpi besar.
Wembley menjadi saksi bagaimana Palace yang selama ini dianggap kuda hitam kini terbang tinggi, mengalahkan raksasa Premier League, dan membawa pulang trofi yang selama ini tak pernah mereka sentuh. Musim 2025/26 pun terlihat semakin menjanjikan bagi para Elang London ini.
(java)