Spanyol, KABAMINANG.com – Perselisihan antara juara dunia MotoGP 2024, Jorge Martin, dan tim Aprilia Racing semakin memanas, menciptakan gejolak di paddock MotoGP.
Konflik ini berpusat pada keinginan Martin untuk mengakhiri kontraknya dengan Aprilia lebih awal, yakni pada akhir musim 2025, meskipun kontraknya seharusnya berlaku hingga 2026. Isu ini diperparah dengan cedera serius yang dialami Martin, performa motor RS-GP, dan rumor ketertarikan Honda untuk merekrut pembalap asal Spanyol tersebut. Berikut adalah ulasan lengkap mengenai situasi ini.
Awal Mula Konflik
Jorge Martin, yang bergabung dengan Aprilia usai meraih gelar juara dunia bersama Pramac Ducati pada 2024, menandatangani kontrak dua tahun dengan tim asal Italia tersebut. Namun, musim 2025 menjadi mimpi buruk bagi Martin.
Cedera patah tulang skafoid di tangan kirinya sejak pramusim, diikuti kecelakaan parah pada balapan perdananya di MotoGP Qatar 2025, membuatnya absen di lima dari enam seri awal musim ini.
Kecelakaan di Qatar menyebabkan Martin menderita pneumotoraks, radang paru-paru, dan patah 11 tulang rusuk setelah ditabrak oleh Fabio Di Giannantonio dari VR46 Ducati.
Pada Mei 2025, kabar mengejutkan muncul ketika Martin dikabarkan ingin memanfaatkan klausul dalam kontraknya yang memungkinkan pemutusan kontrak lebih awal jika performa motor RS-GP tidak kompetitif setelah enam seri balapan.
Klausul ini menyatakan bahwa Martin dapat keluar dari Aprilia pada akhir 2025 jika ia tidak berada di posisi tiga besar klasemen. Namun, Aprilia menolak klaim ini, dengan alasan Martin hanya tampil di satu balapan (Qatar) akibat cedera, sehingga klausul tersebut tidak dapat diterapkan.
Eskalasi Perselisihan
Manajer Martin, Albert Valera, menegaskan bahwa kliennya bebas kontrak untuk musim 2026, dengan alasan klausul telah diaktifkan.
“Jorge bebas untuk menandatangani kontrak dengan siapa pun yang dia inginkan untuk 2026,” ujar Valera di sirkuit Assen pada 28 Juni 2025.
Pernyataan ini memicu respons keras dari CEO Aprilia Racing, Massimo Rivola, yang menegaskan bahwa kontrak Martin tetap berlaku hingga 2026.
“Jelas, dia tidak akan bebas kontrak untuk 2026,” kata Rivola, bahkan mengancam akan membawa masalah ini ke pengadilan jika tidak ada kesepakatan.
Aprilia juga menolak usulan Martin untuk memperpanjang evaluasi klausul selama enam balapan setelah ia kembali dari cedera. Menurut Aprilia, menerima usulan ini akan menempatkan tim dalam posisi sulit, terutama karena ketidakpastian kapan Martin bisa kembali balapan dan potensi keterbatasan pembalap berkualitas di pasar transfer.
Kemenangan Marco Bezzecchi di MotoGP Inggris pada 25 Mei 2025 dengan motor RS-GP semakin memperkuat argumen Aprilia bahwa motor mereka kompetitif, sehingga melemahkan klaim Martin.
Dukungan Dorna dan Komentar Pihak Lain
Read More:
- 1 Chelsea Guncang Bursa Transfer 2025/2026: Rp 3,7 Triliun untuk Membentuk Skuad Impian Maresca
- 2 Fluminense Kejutkan Inter Milan dengan Kemenangan 2-0 di Piala Dunia Antarklub 2025
- 3 Real Madrid Lolos ke Perempat Final Piala Dunia Antarklub 2025 Usai Kalahkan Juventus 1-0
CEO Dorna Sports, Carmelo Ezpeleta, turut angkat bicara, mendukung Aprilia dan menegaskan pentingnya menghormati kontrak.
“Dorna tidak akan menerima siapa pun yang terlibat di kejuaraan dunia tanpa menghormati aturan kontrak,” ujar Ezpeleta.
Ia bahkan memperingatkan bahwa Martin tidak akan didaftarkan untuk musim 2026 kecuali ada kesepakatan atau putusan hukum. Pernyataan ini dianggap sebagai pukulan bagi kubu Martin.
Mantan pembalap Aprilia, Aleix Espargaro, yang kini menjadi test rider Honda, juga mengomentari situasi ini. Espargaro, yang memiliki hubungan dekat dengan Martin dan dikelola oleh manajer yang sama, Albert Valera, mempertanyakan mengapa Aprilia “memaksa” Martin bertahan jika sang pembalap tidak ingin melanjutkan. “Ini situasi yang sulit bagi kedua belah pihak,” katanya, seraya memuji Valera sebagai manajer terbaik di paddock.
Sementara itu, Marc Marquez, yang pernah memutus kontrak lebih awal dengan Honda pada 2023, menyebut situasinya berbeda dengan Martin.
“Saya punya empat tahun penuh cedera dan enam gelar dunia bersama Honda, jadi kondisinya jelas berbeda,” ujar Marquez, menahan diri dari komentar lebih lanjut hingga ada klarifikasi resmi dari Martin atau timnya.
Rumor Kepindahan ke Honda
Di tengah konflik ini, rumor menyebutkan bahwa Honda telah menyiapkan kontrak tiga tahun (2026–2028) untuk Martin. Manajer tim HRC, Alberto Puig, mengakui ketertarikan pada Martin, dengan catatan bahwa pembalap tersebut harus bebas dari kontrak Aprilia.
“Kami berbicara dengan pembalap, bukan dengan pabrikan. Dan pembalap mengatakan bahwa dia bebas,” kata Puig.
Namun, Honda tetap berhati-hati, menunggu penyelesaian sengketa kontrak sebelum mengambil langkah lebih lanjut.
Dampak dan Prospek ke Depan
Konflik ini telah mencoreng citra Aprilia dan Martin. Aprilia menghadapi risiko kehilangan pembalap bintang, sementara Martin dikritik karena dianggap tidak menghormati kontrak.
Jika sengketa berlanjut ke pengadilan, kedua belah pihak berpotensi menghadapi kerugian finansial dan reputasi. Sementara itu, keberhasilan Bezzecchi membuktikan bahwa motor RS-GP kompetitif, sehingga Aprilia tidak terlalu khawatir jika harus mencari pengganti Martin.
Nama-nama seperti Johann Zarco dan rookie Trackhouse, Ai Ogura, disebut-sebut sebagai kandidat potensial untuk mengisi kursi Martin pada 2026.
Di sisi lain, kepindahan Martin ke Honda bisa mengubah dinamika bursa transfer MotoGP. Dengan kontrak yang ditawarkan Honda diperkirakan lebih menggiurkan, Martin mungkin memilih membayar denda pemutusan kontrak dengan Aprilia, jika ada. Namun, hingga sengketa ini selesai, masa depan Martin tetap tidak pasti.
(java)