Kabaminang.com, New Orleans, 11 Februari 2025, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan rencana yang mengejutkan untuk membeli dan memiliki Jalur Gaza. Dalam pernyataannya, Trump menegaskan komitmennya untuk mengambil alih wilayah tersebut dan mengizinkan negara-negara lain di Timur Tengah untuk berpartisipasi dalam pembangunan kembali Gaza.
Trump menjelaskan bahwa kondisi di Gaza saat ini sangat tidak layak huni akibat kerusakan parah akibat konflik yang berkepanjangan. Ia berencana untuk membongkar area yang hancur dan membangun kembali wilayah tersebut.
Dalam rencananya, Trump juga terbuka untuk menerima beberapa pengungsi Palestina ke Amerika Serikat, meskipun akan mempertimbangkan permintaan tersebut secara individual.
“Saya berkomitmen untuk membeli dan memiliki Gaza,” kata Trump saat berbicara kepada wartawan dari Air Force One dalam perjalanan menuju New Orleans untuk menghadiri kejuaraan Super Bowl.
Dalam wawancara dengan Fox News, Trump menegaskan bahwa warga Palestina yang akan dipindahkan tidak akan memiliki hak untuk kembali ke Gaza, karena mereka akan diberikan tempat tinggal yang lebih baik di lokasi baru. Ia menggambarkan rencananya sebagai pengembangan real estat untuk masa depan, dengan harapan menciptakan “komunitas yang indah” untuk penduduk Gaza.
Pernyataan Trump langsung menuai kecaman dari berbagai pihak, termasuk Hamas, yang menegaskan bahwa Gaza bukanlah properti yang dapat diperjualbelikan.
Read More:
- 1 Kementerian ATR/BPN Bantah Hoaks: Tanah Girik, Verponding, dan Letter C Tidak Diambil Negara pada 2026
- 2 Kemendikdasmen dan Flinders University Gelar Simposium “Indonesia’s Future: A Multi-Disciplinary Approach” untuk Tingkatkan Kualitas Pendidikan
- 3 Presiden Pimpin Upacara Hari Bhayangkara ke-79 di Monumen Nasional
Ezzat El Rashq, anggota biro politik Hamas, menyatakan, “Gaza adalah bagian integral dari tanah Palestina yang kami duduki dan Palestina akan menggagalkan rencana pemindahan ini.”
Reaksi negatif juga datang dari pemimpin internasional lainnya. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menegaskan bahwa tidak ada seorang pun yang memiliki kuasa untuk mengusir warga Palestina dari tanah mereka.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memuji rencana Trump sebagai “revolusioner dan kreatif,” meskipun banyak negara di kawasan tersebut menolak gagasan tersebut, termasuk Arab Saudi dan Yordania, yang khawatir bahwa rencana ini dapat mengganggu stabilitas di Timur Tengah.
Rencana Trump untuk membeli dan memiliki Gaza menciptakan gelombang reaksi di tingkat internasional, dengan banyak pihak menolak gagasan tersebut sebagai pelanggaran terhadap hak-hak Palestina.
(TKB)