Kabaminang.com – Solok Selatan, Pemerintah Kabupaten Solok Selatan menunjukkan komitmen serius dalam menurunkan prevalensi stunting melalui serangkaian program berkelanjutan dan evaluasi yang mendalam. Meskipun data Survey Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan angka stunting telah mencapai 14,7% – nyaris mendekati target nasional 14% – pemerintah daerah tetap bertekad untuk menghilangkan total kasus stunting.
Asisten Pemerintahan dan Kesra Efi Yandri menekankan pentingnya evaluasi berkelanjutan terhadap program-program percepatan penurunan stunting.
“Perlu evaluasi sejauh mana pelaksanaan program percepatan penurunan stunting. Evaluasi program hendaknya menghasilkan informasi yang akan membantu pemerintah dalam melanjutkan percepatan penurunan stunting,” tegasnya saat membuka Rapat Koordinasi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting di Aula Sarantau Sasurambi.
Fokus utama pemerintah kabupaten mencakup tiga aspek kunci: evaluasi berkelanjutan, penajaman intervensi, dan koordinasi lintas sektor serta diseminasi informasi stunting yang lebih intensif kepada masyarakat.
Dalam upaya percepatan penurunan stunting, BKKBN Sumatera Barat meluncurkan program inovatif bernama Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting).
Read More:
- 1 Workshop Evaluasi Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Desa Tahun 2025
- 2 Kedatangan Menpora Dito Ariotejo ke Dharmasraya: Angin Segar untuk Revitalisasi Sport Center
- 3 Wabup Candra : Akan Bawa Anak Muda Kreatif GESID untuk Percepatan Pembangunan di Kabupaten Solok
Perwakilan BKKBN Novita Dewita menjelaskan program ini menargetkan satu juta keluarga berisiko stunting di Indonesia, dengan rincian 28.756 keluarga di Sumatera Barat dan 1.269 keluarga di Solok Selatan.
Program Genting fokus memberikan bantuan komprehensif, meliputi dukungan nutrisi dan non-nutrisi, yang ditujukan khususnya bagi ibu hamil berisiko stunting serta keluarga dengan balita berusia 0-59 bulan.
Melalui pendekatan sistematis dan berkelanjutan ini, Pemerintah Kabupaten Solok Selatan optimistis dapat menurunkan secara signifikan kasus stunting, bahkan berharap dapat menghilangkannya sama sekali dalam waktu dekat.
Strategi multidimensi yang dikembangkan menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam menangani permasalahan stunting, dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan dan menerapkan intervensi yang tepat sasaran.
(TKB)