Scroll untuk baca artikel

BERITAKhas

Langkah Konkret Pelestarian Budaya: Pelatihan Bundo Kanduang di Nagari Sungai Durian

×

Langkah Konkret Pelestarian Budaya: Pelatihan Bundo Kanduang di Nagari Sungai Durian

Sebarkan artikel ini

Kabaminang.com – Solok, Dalam rangka melestarikan dan memperkuat peran adat di tengah masyarakat, Pemerintah Nagari Sungai Durian mengadakan pelatihan peningkatan kapasitas untuk Bundo Kanduang Nagari.

Kegiatan ini berlangsung di aula kantor Wali Nagari Sungai Durian, Kecamatan IX Koto Sungai Lasi, Kabupaten Solok, pada hari ini.

Pelatihan tersebut dihadiri oleh berbagai pihak penting, termasuk Wali Nagari Adesrizal Siak Sati, Ketua BPN, Ketua Bundo Kanduang Nagari, dan para anggota Bundo Kanduang. 

Wali Nagari Adesrizal Siak Sati menyampaikan sambutannya dengan penuh semangat. Ia menekankan pentingnya peran Bundo Kanduang dalam menjaga dan melestarikan adat istiadat yang diwariskan oleh leluhur.

“Kami dari pemerintah nagari siap mendukung dan memfasilitasi kegiatan yang diadakan oleh Bundo Kanduang Nagari. Harapan kami, kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kapasitas para bundo kanduang, tetapi juga mampu menjaga adat lamo pusako usang yang menjadi identitas budaya kita,” ujar Wali Nagari Adesrizal Siak Sati.

Pelatihan ini juga mendapat apresiasi dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Solok. Dalam kesempatan tersebut, Plt. Kabid Kebudayaan Wirasto, S.H., hadir mewakili dinas. Ia memberikan pujian kepada Pemerintah Nagari Sungai Durian atas dukungannya dalam menggelar kegiatan yang sangat bermanfaat ini.

“Kami mengapresiasi langkah Wali Nagari yang telah memfasilitasi pelatihan ini. Peran Bundo Kanduang sangat vital dalam menjaga keberlanjutan adat dan budaya. Harapan kami, kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut dan membawa dampak positif bagi pelestarian nilai-nilai budaya di Kabupaten Solok,” ungkap Plt. Kabid Kebudayaan Wirasto, S.H.

Pelatihan ini tidak hanya menjadi ajang peningkatan kapasitas, tetapi juga menjadi momentum untuk memperkuat tali silaturahmi di antara para Bundo Kanduang di Nagari Sungai Durian.

Ketua Bundo Kanduang Nagari menyampaikan bahwa pelatihan ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru bagi anggota agar lebih optimal dalam menjalankan tugas adat mereka.

“Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah nagari yang telah memberikan perhatian dan dukungan besar bagi kami. Dengan pelatihan ini, kami yakin dapat terus menjaga adat dan budaya nagari kita, terutama di tengah tantangan modernisasi yang semakin kuat,” tutur Ketua Bundo Kanduang. 

Adesrizal menambahkan bahwa pelestarian adat tidak hanya menjadi tanggung jawab satu pihak, tetapi merupakan tanggung jawab bersama seluruh lapisan masyarakat.

“Kami ingin memastikan bahwa generasi muda kita memahami pentingnya adat dan budaya. Kegiatan seperti ini menjadi salah satu cara agar adat yang kita junjung tetap hidup dan relevan,” tegasnya. 

Pelatihan ini mencakup berbagai materi, mulai dari sejarah peran Bundo Kanduang hingga keterampilan praktis yang mendukung pelaksanaan tugas adat. Selain itu, para peserta juga diajak berdiskusi mengenai tantangan yang dihadapi dalam menjaga nilai-nilai tradisional di era modern. 

Di akhir kegiatan, Wirasto juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah nagari dan pemerintah daerah untuk mendukung keberlanjutan kegiatan adat seperti ini.

“Kolaborasi antara nagari dan pemerintah daerah sangat diperlukan untuk memastikan kegiatan adat dapat terus berjalan. Kami dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan siap memberikan dukungan dalam bentuk program-program lanjutan,” tambah Wirasto.

Dengan adanya pelatihan ini, Pemerintah Nagari Sungai Durian berharap dapat memperkuat peran Bundo Kanduang sebagai penjaga adat dan budaya.

“Kita harus bangga dengan warisan budaya kita. Jangan sampai adat yang menjadi identitas kita luntur oleh perkembangan zaman. Melalui pelatihan ini, kami ingin memastikan bahwa adat lamo pusako usang tetap menjadi kebanggaan dan pedoman hidup masyarakat,” tutup Adesrizal. 

Kegiatan ini diakhiri dengan sesi diskusi dan evaluasi, di mana para peserta diberikan kesempatan untuk memberikan masukan dan menyampaikan harapan mereka terkait keberlanjutan program pelatihan semacam ini. Para peserta juga sepakat bahwa pelatihan ini harus menjadi agenda rutin yang dilaksanakan setiap tahun. 

Pelatihan ini menjadi bukti nyata bahwa Nagari Sungai Durian tidak hanya peduli pada pembangunan fisik, tetapi juga pada pembangunan sosial dan budaya. Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan masyarakat, adat dan budaya yang menjadi kebanggaan nagari diharapkan akan terus lestari di tengah arus globalisasi. 

(RA)