Kabaminang.com – Rusia, Pada Kamis, 28 November 2024, Rusia kembali melancarkan serangan udara besar-besaran ke wilayah Ukraina. Sebanyak sepuluh kota menjadi sasaran, termasuk Kyiv, Odesa, Lviv, dan Kharkiv.
Serangan ini menggunakan rudal jelajah dan drone, yang secara signifikan merusak infrastruktur energi serta menyebabkan korban jiwa dan luka-luka.
Target Infrastruktur Energi
Laporan dari otoritas Ukraina menyebutkan bahwa serangan ini menargetkan sistem energi secara langsung. Menteri Energi Ukraina, Herman Halushchenko, menyebut kerusakan kali ini adalah yang terburuk dalam beberapa bulan terakhir.
“Sebagian besar wilayah mengalami pemadaman listrik, termasuk di ibu kota Kyiv. Serangan ini jelas dirancang untuk melumpuhkan kami menjelang musim dingin,” ujar Halushchenko.
Selain listrik, jaringan pemanas di beberapa kota juga terdampak. Penduduk harus menghadapi suhu dingin tanpa akses pemanas yang memadai. Otoritas lokal berupaya keras memulihkan layanan, tetapi kerusakan parah membuat proses pemulihan menjadi tantangan besar.
Di Kyiv, serangan drone melukai sembilan orang dan merusak beberapa bangunan sipil. Menurut laporan dari militer Ukraina, lebih dari 50 drone digunakan dalam serangan ini, menunjukkan intensitas yang terus meningkat dari taktik militer Rusia.
Read More:
- 1 Kementerian ATR/BPN Bantah Hoaks: Tanah Girik, Verponding, dan Letter C Tidak Diambil Negara pada 2026
- 2 Puncak Hari Bhayangkara ke-79 di Monas: Pesta Rakyat dengan Parade, Konser, dan Layanan Gratis
- 3 Kemendikdasmen dan Flinders University Gelar Simposium “Indonesia’s Future: A Multi-Disciplinary Approach” untuk Tingkatkan Kualitas Pendidikan
PBB menyatakan bahwa serangan terhadap infrastruktur sipil melanggar hukum humaniter internasional. “Kami menyerukan semua pihak untuk segera mengakhiri kekerasan dan memprioritaskan dialog untuk menyelesaikan konflik ini,” kata seorang juru bicara PBB.
Namun, Rusia terus membela tindakannya dengan menyebut serangan tersebut sebagai langkah strategis untuk “melemahkan kemampuan militer Ukraina.”
Di tengah kekacauan, pemerintah Ukraina berusaha memulihkan infrastruktur yang rusak. Tim teknis telah dikerahkan untuk memperbaiki jaringan listrik dan pemanas. Bantuan kemanusiaan juga didistribusikan kepada warga terdampak, meski distribusi menghadapi kendala akibat serangan yang terus berlanjut.
Serangan ini menjadi salah satu yang terbesar sejak awal konflik pada 2022. Ketegangan antara kedua negara terus meningkat tanpa tanda-tanda penyelesaian. Dengan musim dingin yang semakin mendekat, dampak dari serangan ini dikhawatirkan akan semakin memperburuk krisis kemanusiaan di Ukraina.
Masyarakat internasional diharapkan dapat meningkatkan tekanan diplomatik untuk menghentikan kekerasan ini. Namun, bagi warga sipil Ukraina, serangan ini hanya menambah ketidakpastian dan ketakutan dalam kehidupan sehari-hari mereka.
(RTR)