Scroll untuk baca artikel

POJOK OPINI

Paling Jago Kasih Nasihat, Padahal Sendiri Butuh Pertolongan

×

Paling Jago Kasih Nasihat, Padahal Sendiri Butuh Pertolongan

Sebarkan artikel ini

Kabaminang.comPojok Opini, Kadang kita bertemu dengan orang-orang yang, entah bagaimana, selalu punya segudang nasihat untuk kita.

Mereka yang seolah tahu cara mengatasi semua masalah, dari yang rumit sampai yang sepele. Kata-kata mereka terdengar seolah penuh hikmah, hampir seperti kutipan motivasi yang sering kita temukan di media sosial.

Tapi anehnya, semakin lama kita mendengarkan, semakin jelas terasa betapa nasihat-nasihat itu justru seperti bumerang, berbalik kepada pemberinya.

Di dunia ini, memang ada orang yang lihai berbicara. Mereka memiliki karunia untuk berkata-kata indah, bahkan bisa merangkai kalimat yang seolah menenangkan hati yang galau.

Orang-orang seperti ini sering kita temukan di sekitar kita, bisa teman, saudara, atau mungkin rekan kerja.

Mereka mendengarkan cerita kita, memberi petuah seolah memahami setiap sudut persoalan, memberikan solusi yang seakan mudah dan praktis.

Namun, yang sering kita lupa, mereka juga manusia. Mereka juga memiliki masalah dan beban hidup yang mungkin sama, bahkan lebih berat dari apa yang kita alami.

Kita lupa bahwa di balik kata-kata bijak mereka, ada hati yang sebenarnya terluka. Ada pikiran yang kusut dan jiwa yang butuh pelukan hangat, meski tak pernah mereka minta.

Kenyataan ini memang pahit. Kita kadang menyangka mereka sosok yang sempurna, yang selalu tahu cara untuk keluar dari setiap kesulitan, padahal faktanya, bisa jadi mereka tak benar-benar mampu membantu diri mereka sendiri.

Menyaksikan mereka berbicara tentang kekuatan dan keteguhan, sementara di dalam diri mereka tersembunyi kerentanan yang tak kasat mata, seolah memperlihatkan sisi paradoks manusia yang rumit. Inilah dilema yang diam-diam kita saksikan, tetapi jarang kita sadari.

Bagaimana mereka bertahan? Mungkin saja, memberi nasihat kepada orang lain adalah caranya untuk merasa berguna, merasa berarti di tengah-tengah carut-marut masalah pribadi yang belum terselesaikan.

Ketika mereka berbicara, mereka juga sedang mendengarkan diri mereka sendiri. Mungkin itulah sebabnya mereka tampak bersemangat membantu, karena setiap nasihat yang keluar dari mulut mereka adalah harapan yang ingin mereka yakini, jalan keluar yang juga mereka cari-cari.

Ada seorang teman lama yang cukup sering mendengarkan keluh-kesah saya.

Dia selalu hadir ketika saya butuh tempat berbagi cerita. Setiap kali saya kehilangan arah, dia datang seperti seorang bijak, memberikan solusi dan kata-kata yang membuat saya merasa lebih tenang.

Tetapi suatu hari, ketika saya diam dan mulai memperhatikan lebih dalam, saya menyadari sesuatu yang ganjil. Dalam matanya, ada beban yang seolah tak pernah lepas. Wajahnya menunjukkan tanda kelelahan yang tertutupi senyum ramah. Dia selalu tampak kuat, tapi saya tahu, di balik itu semua ada luka yang dia sembunyikan.

“Mengapa kamu selalu hadir untuk mendengarkan saya?” tanya saya suatu hari, penasaran. Dia hanya tersenyum kecil, lalu berkata, “Kadang, mendengarkan masalah orang lain membuat saya lupa sejenak pada masalah saya sendiri.”

Jawaban itu sungguh mengejutkan. Betapa seringnya kita lupa bahwa orang yang paling sering menasihati kita justru yang paling butuh untuk didengarkan.

Mereka yang penuh kasih dan pengertian, yang hadir setiap saat kita membutuhkan, sebenarnya adalah sosok yang paling rentan. Mereka menjadi pendengar yang baik, karena mungkin tak ada yang mendengarkan mereka.

Itu bukan tanda kelemahan. Justru, ada kekuatan luar biasa dalam tindakan mereka, dalam kemampuan mereka menenggelamkan diri dalam masalah orang lain, meski sedang berjuang dengan persoalan sendiri. Sebuah kekuatan yang hanya bisa dimiliki oleh mereka yang penuh kasih dan pengertian.

Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk mereka? Barangkali, kita bisa mulai dengan lebih memperhatikan mereka. Kita bisa berhenti sebentar dari keluh-kesah kita dan mulai bertanya, “Bagaimana denganmu? Apa kamu baik-baik saja?” Mungkin itu terdengar sederhana, tetapi percayalah, hal kecil seperti itu bisa membuat mereka merasa dihargai.

Karena pada akhirnya, setiap manusia butuh ruang untuk berbagi, termasuk mereka yang selama ini tampak kuat dan tegar.

Jangan pernah menganggap bahwa mereka tak butuh pertolongan. Jangan sampai kita terlena dengan kebijaksanaan mereka, dan lupa bahwa mereka pun punya sisi yang rapuh.

Jangan tunggu sampai mereka roboh dan kita baru tersadar bahwa mereka membutuhkan dukungan.

Maka, lain kali ketika kita menerima nasihat dari seseorang yang begitu peduli pada kita, ingatlah bahwa mereka juga memiliki cerita yang mungkin tak pernah mereka ungkapkan.

Jadilah pendengar yang baik untuk mereka, seperti mereka selalu hadir untuk kita. Karena pada akhirnya, bukankah manusia itu diciptakan untuk saling menguatkan ?

Penulis : Tuber