Kabaminang.com, Riau – Niniak Mamak Nagari Salimpek dari Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, mengadakan silaturahmi dan studi komparatif ke Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau. Pada Sabtu, 24 Agustus 2024.
Rombongan yang terdiri dari sekitar 35 orang, yang meliputi Niniak Mamak, alim ulama, dan cadiak pandai Nagari Salimpek, diterima dengan hangat di Gedung LAM Riau oleh Ketua Lembaga Adat Melayu Riau, Datuk Sri Raja Marjohan Yusuf, beserta jajarannya. Kehadiran mereka juga didampingi oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Solok, Armen AP MM, bersama stafnya.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga sebagai wadah untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam mempertahankan dan menerapkan adat istiadat di tengah masyarakat yang terus berkembang.
Dalam pertemuan tersebut, tokoh cadiak pandai Nagari Salimpek, Asrul Syukur, menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya menjaga eksistensi adat dalam kehidupan sehari-hari, terutama di daerah yang majemuk seperti Riau.
Menurut Asrul, “Riau yang dikenal dengan keberagaman budayanya telah membuktikan bahwa adat istiadat dapat tetap dipertahankan meskipun di tengah arus modernisasi yang semakin deras. Kami ingin belajar dari Riau bagaimana mereka berhasil menjaga nilai-nilai adat dalam kehidupan masyarakatnya.”
Selain itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Solok, Armen AP MM, juga menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya pertemuan ini sebagai bagian dari rangkaian studi komparatif Niniak Mamak Salimpek.
Ia menjelaskan bahwa selain bertemu dengan LAM Riau, rombongan juga akan melanjutkan agenda dengan melakukan temu ramah bersama para perantau Nagari Salimpek di Kota Pekanbaru.
“Kami berharap, melalui kegiatan ini, silaturahmi antar daerah dapat terjalin dengan baik. Lebih dari itu, kita bisa saling mengisi dan berbagi pengalaman tentang bagaimana nilai-nilai adat istiadat bisa terus hidup dan tidak hilang ditelan zaman,” ujar Armen.
Dalam suasana yang penuh keakraban, kedua belah pihak saling bertukar pengalaman tentang berbagai aspek adat dan budaya yang telah mereka jalankan selama ini.
Diskusi mengenai perbedaan dan persamaan sistem adat di kedua daerah menjadi topik utama yang menarik perhatian. Menurut Armen, salah satu hal yang penting adalah bagaimana memadukan adat istiadat dengan perkembangan zaman tanpa menghilangkan esensi dari nilai-nilai tradisional tersebut.
Read More:
- 1 Wakil Ketua DPRD Hadiri Perayaan Hari Jadi ke-15 dan Peresmian Kantor Baru Nagari Sungai Duo
- 2 DPRD Kabupaten Solok Sahkan Ranperda Pertanggungjawaban APBD 2024 dan Renja 2026
- 3 Ketua DPRD Solok Resmikan Sasaran Randai Taratak Bancah Saiyo, Dorong Seni Tradisi sebagai Benteng Narkoba
Ia menambahkan, “Studi komparatif seperti ini penting untuk membuka wawasan kita bahwa adat istiadat tidaklah statis, melainkan bisa berkembang sesuai dengan kebutuhan zaman, namun tetap menjaga jati diri.”
Pertemuan ini juga mendapat apresiasi dari Ketua LAM Riau, Datuk Sri Raja Marjohan Yusuf. Ia menyambut baik kunjungan dari Niniak Mamak Salimpek dan menyatakan bahwa pertemuan ini merupakan langkah awal yang baik untuk membangun kerja sama di masa depan.
“Kami sangat terbuka untuk berbagi ilmu dan pengalaman mengenai penerapan adat istiadat di Riau. Semoga kunjungan ini bisa membawa manfaat bagi kedua belah pihak, terutama dalam menjaga dan melestarikan adat yang menjadi identitas kita,” ujar Datuk Sri Raja Marjohan.
Setelah pertemuan resmi, rombongan dari Nagari Salimpek juga berkesempatan untuk mengunjungi beberapa situs budaya dan tempat-tempat penting yang menjadi simbol keberagaman budaya di Riau. Ini menjadi bagian dari upaya mereka untuk lebih memahami bagaimana Riau mempertahankan adat dan budaya di tengah-tengah keberagaman etnis dan budaya.
Sebagai penutup dari kunjungan tersebut, Niniak Mamak Salimpek menyampaikan rasa terima kasihnya kepada LAM Riau atas sambutan hangat dan keterbukaan mereka dalam berbagi ilmu dan pengalaman. Mereka berharap kunjungan ini bisa menjadi awal dari kerja sama yang lebih erat di masa mendatang.
Kegiatan studi komparatif ini diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi Niniak Mamak Salimpek dalam menerapkan adat istiadat di nagarinya sendiri.
Dengan adanya pertukaran pengalaman ini, mereka berharap dapat membawa pulang pengetahuan baru yang berguna untuk menjaga dan melestarikan adat istiadat di Nagari Salimpek agar tetap relevan di masa depan.
Kunjungan ini bukan hanya tentang belajar dari pengalaman orang lain, tetapi juga sebagai bentuk upaya untuk terus mempertahankan dan memperkaya warisan budaya yang menjadi identitas daerah.
Seperti yang dikatakan oleh Asrul Syukur, “Adat istiadat adalah jati diri kita. Di mana pun kita berada, kita harus terus memeliharanya agar tidak pudar oleh waktu.” (RA)